Saturday 3 May 2014

PELUANG USAHA SAMPINGAN

Kali ini rumah peternakan akan mengulas tentang peluang usaha sampingan. Sebenarnya usaha sampingan sangatlah banyak tetapi kali ini rumah peternakan akan membahas tentang usaha sampingan budidaya gurami, usaha budidaya gurami sangatlah mudah dilakukan untuk usaha sampingan atau usaha sepenuhnya karena dengan adanya budidaya gurami tidak memerlukan waktu yang sangat banyak, bisa dilakukan oleh karyawan atau pekerja kantoran. Karena budidaya gurami ini sangatlah mudah di jalankan oleh berbagai kalangan, Jika Anda ingin memulai usaha di bidang budidaya gurami syarat-syarat yang anda harus jalankan sebagai berikut :
Pertama Anda harus pelajari dahulu trik-trik budidaya gurami, gali informasinya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang sudah pengalaman di bidang budidaya gurami, dan seperti yang Anda lakukan sekarang dengan media blog yang menjelaskan tentang budidaya gurami.
Untuk pemula yang mau usaha di bidang budidaya gurami Anda harus menentukan dahulu apakah anda akan usaha di bidang pembesaran atau pembibitan. Kali ini rumah peternakan akan mengulas tentang usaha budidaya gurami pembibitan.
 Jika Anda pemula sebaiknya Anda membeli telur gurami dahulu jangan memijahkan karena untuk mempersingkat waktu. Perlakuan untuk telur gurami Anda sebaiknya menyimpan di dalam bak sampai 7 hari, dan di simpan di tempat yang aman yang tidak bisa di peroleh oleh predator-predator seperti semut, cicak, kucing dan dll. dan rutin untuk mengganti airnya agar telur gurami tersebut tidak banyak yang mati dikarenakan kotornya atau baunya air tersebut, jika ada yang mati cepatlah di ambil dan di buang agar tidak mempercepat perubahan air. cara untuk membersihkan minyak di dalam air dengan menggunakan koran, pertama koran sobek dahulu dengan ukuran yang biasa yang penting bisa masuk ke dalam bak, kemudian masukan pelan-pelan dan di angkat kembali.

Jika sudah mencapai 7 harian telur tersebut sudah berbentuk ikan dan hidup seperti gambar di atas. Setelah berumur 7 hari kemudian kita pindahkan ke kolam terpal/plastik. cara pembuatan kolam terpal atau plastik sudah di jelaskan sebelumnya.


Sebelum telur/larva tersebut di pindahkan ke dalam kolam plastik, Anda harus persiapkan dahulu. isi Airnya 3 hari sebelum larva tersebut di pindahkan ke dalam kolam plastik. Dikarenakan agar air tersebut sudah seteril dan tidak mengandung penyakit, jika sudah siap maka pemindahan larva bisa Anda lakukan.
Setelah gurami tersebut sudah ada dalam kolam plastik tersebut, maka Anda harus memberi makanannya, makanan gurami/larva gurami bisa menggunakan cacing sutra atau bisa di bilang cacing rambut tergantung daerah masing-masing menyebutnya. Pemberian pakan dengan menggunakan cacing sampai berumur 1 bulanan, dan seterusnya Anda misa menggunakan pakan PSC dari pasar atau penyedia pakan ikan di daerah Anda.
Saya akan jelaskan persentasenya, biasanya saya membeli telur gurami dengan harga Rp 100.000 dengan jumlah rata-rata dalam satu sarang gurami sekitar 6000 butir telur gurami, dan pembuatan kolam terpal dan plastik saya mengeluarkan modal sekitar 200.000, itu juga jika kita yang bikinya dan jika kita memburukan kepada orang lain mungkin tinggal tambah biaya untuk membayar pegawai tersebut. dan selama 1 bulan biasanya menghabiskan pakan sebesar Rp 300.000 an jadi total untuk usaha di bidang budi daya gurami tersebut Rp 600.000. biasanya dalam satu bulan bisa mencapai besar ukuran 1cm dengan harga jual biasanya 400-500 rupiah. Jadi 6000 ekor x Rp 500 = Rp 3,000,000 di kurangi biaya yang di atas sebesar Rp 600,000 jadi total bersihnya Rp 2.400.000 Lumayan sebagai usaha sampingan.
Jika Anda kepingin usaha budidaya gurami sebagai pokok usaha Anda, Anda tinggal memperbanyak kolam plastiknya dan perbanyak membeli telur guraminya tinggal anda kalikan saja, jika Anda mempunyai 4 kolam terpal atau plastik berarti 2.400.000 dikalikan empat kolam tersebut jadi Anda akan mendapatkan sebesar Rp 9.600.000 dalam jangka kurang lebih satu bulanan.Sangat luar biasa bukan.
Tapi Anda juga peru mengingat karena semua usaha tidak selamanya menguntungkan pasti ada kerugiannya atau bisa di bilang resikonya, karena dari itu Anda harus bertanya atau mencari pengetahuan tentang budidaya gurami tersebut dengan berbagai macam cara seperti kumpulan dengan orang orang yang sudah lama di bidang budi daya gurami, baca di bukuku, atau seperti yang Anda lakukan sekarang membaca dari media-media blogger yang menjelaskan tentang budidaya gurami.
Sekian dan terimakasih semoga ada manfaatnya bagi pembaca blog ini. Dan sukses selalu bagi yang mau budidaya gurami.
Jika ada pertanyaan anda bisa berkomentar di bawah ini atau bisa langsung hubungi saya di No hp yang tercantum di atas.

Saturday 26 April 2014

CARA PENYUSUSN RANSUM

Untuk membahas penyusunan ransum dengan mempergunakan metode pendugaan sederhana, dimulai dari tahap pertama dengan hanya berdasarkan kandungan dan kebutuhan nutrisi saja. Tahap kedua barulah disertai dengan harga dan harga relatif. Tahap ketiga menyertakan selang persentase kandungan bahan bila harga berubah. Dari tiga tahap itu, yang terpenting adalah tahap pertama dan dari sinilah prosedur perhitungannya dimulai. Sedangkan tahap kedua dan ketiga dengan cara perhitungan yang sama.
M.P.S. ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Ketahui dahulu bahan-bahan makanan yang hendak digunakan sebagaimana telah dibahas dalam postingan sebelumnya.
  2. Ketahui ransum ini disusun untuk ayam kampung usia berapa atau masa produksi berapa.
  3. Buatlah Tabel M.P.S. untuk mempermudah perhitungan. sebagaimana dicontohkan di bawah ini


 Tabel M.P.S. ini untuk mempermudah bila suatu saat ada penyusunan. Bila diperhatikan Tabel tersebut, dapat dilihat sebagai berikut,
  • Ada kolom bahan makanan untuk menempatkan bahan makanan yang digunakan dalam formula ransum. Tentu saja bahan makanan yang masuk dalam kolom ini telah melalui butir 1 tadi, jadi telah setabil atau tidak diganti-ganti lagi.
  • Kemudian ada kolom persentase, bahan makanan yang akan digunakan dalam formula itu dalam jumlah persen dan pada bagian inilah dilakukan penambahan atau pengurangan persentase dengan cara diduga-duga.
  • Kemudian terdapat matriks atau kelompok kandungan nutrisi. Apa yang dimaksud ini adalah kandungan nutrisi yang ada itu kelak dijumlahkan per kolom dan dimasukan dalam baris total di jumlahkan ke bawh. Unsur nutrisi yang hendak dimasukan dalam Tabel M.P.S. terserah pada kita, dalam contoh tabel di atas terdiri dari: Protein, Energi, Tryptophan dan Lysine. Kita dapat saja memperpanjangnnya dengan menambahkan Calcioum, Phospor atau unsur nutrisi lainnya.
  • Kolom harga yang terdiri dari harga absolut dan harga relatif untuk tiap bahan, kemudian dijumlahkan ke bawah dan di letakan hasilnya pada baris total itu.
  • Baris kebutuhan nutrisi di bawah tabel M.P.S. itu merupakan kebutuhan nutrisi ayam kampung yang bersangkutan. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ayam kampung ini lihat di postingan pengantar nutrisi.
Cara mempergunakan Tabel M.P.S. itu merupakan kebutuhan formula ransum adalah sebagai berikut.
Tempatkan dahulu bahan makanan yang sudah di tempatkan di kolom bahan makanan, urut dari bawah makanan yang diduga terbesar penggunaannya hingga yang terkecil. Misalnya dan kerap kali terjadi, jagung kuning yang terbanyak penggunaannya, maka jagung kuning yang pertama. Cara mengurut seperti ini akan mempermudah dalm perhitungan kelak. Cara mengurut kedua adalah berdasarkan fungsi bahan itu: Bahan makanan nabati sumber Energi dan Protein, terakhir bahan makanan sumber hewani dan tambahan. Cara mengurut seperti ini mempermudah perhitungan untuk menambah atau mengurangi bahan makanan tertentu yang belum sesuai dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Contoh :
Cara pengurutan seperti ini memperkecil kesalahan akibat lelah atau ruwet menghitung. Pada protein hasil perhitungan lebih 2% misalnya, cukup melihat bahan  makanan sumber protein dan yang lainnya tidak perlu. Sehingga mengurangi kelelahan atau kerepotan dalam menghitung. Dalam contoh di atas lihat saja tepung ikan dan/atau bungkil kacng kedelai. Bila perhitungan lebih dari 2% kita dapat mengurangi bungkil kacang kedelai 1 hingga 1,4%-karena bungkil kacang kedelai dalam formula ransum unggas digunakan dalam persentase yang lebih besar daripada tepung ikan-dan mengurangi tepung ikan bila masih diperlukan sebab dengan mengurangi bungkil kacang kedelai 1 hingga 1,4% itu dan kandungan protein dihitung kembali maka kemungkinan kelebihan yang 2% tadi sudah dapat diatasi. Bila masih belum teratasi juga, barulah tepung ikan dikurangi sekitar 0,2 hingga 0,4%.

Saturday 19 April 2014

PEMBUATAN RANSUM

Dalam pemberian makanan ayam kampung dikenal dua cara, yaitu diberikan bahan makanan langsung tanpa diracik dan pemberian berupa ransum. Hal yang pertama umumnya bersifat tambahan, berupa biji-bijian, dan yang terakhir itu berupa kumpulan bahan-bahan makanan yang disusun dengan suatu cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, sehingga ransum merupakan makanan utama yang penting untuk ayam kampung tersebut.
Sebagaimana batasannya, ransum ini terdiri dari bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat. Apa yang dimaksud dengan memenuhi syarat ini adalah syarat teknis, terdiri dari kualitas bahan makanan itu sendiri. Bila digunakan jagung kuning sebagai sumber energi, maka jagung kuning yang dibeli benar-benar berkualitas sebagai sumber energi. Semua persyaratan teknis dan pembahasannya sudah dikemukakan pada bab yang baru lewat ini. Kemudian bahan makanan itu juga harus memenuhi syarat ekonomis, yaitu dari sudut harganya. Hal ini juga telah di bahas pada bab yang baru lewat itu. Bila bahan-bahan makanan yang hendak dijadikan ransum telah siap, bukan berarti ransum dapat langsung dimakan. Sebab masih ada masalah, yakni bagaimana dan berapa bagian bahan-bahan makanan itu harus digunakan hingga memenuhi kebutuhan  ayam kampung tersebut. Untuk hal ini diperlukan suatu pegangan dan cara, sehingga bahan-bahan makanan  itu dapat terformulasikan menjadi ransum. Cara inilah yang dinamakan "Metode Penyusunan Ransum", yaitu cara untuk menyesuaikan kandungan nutrisi bahan-bahan makanan terpilih itu dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Jadi intinya adalah membuat kandungan nutrisi bahan-bahan makanan tersebut relatif sama dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung, sehingga bila ransum tersebut dimakan, diharapkan kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Berdasarkan "relatif sama" itulah dikenal beberapa metode penyusunan ransum sebagai langkah wal untuk membuat formula ransum, sebelum ransum dibuat dengan landasan formula yang sudah terbentuk. Formula yang sudah terbentuk itu bagikan resep masakan manusia yang siap untuk diracik.
Apabila bahan makanan sudah ada, formula ransum sudah tersusun, maka bahan-bahan makanan dapat diracik sesuai formula yang sudah dibuat dan jadilah ransum. Ransum itu dapat dibuat halus bagikan tepung yang bisa dimakan "ransum all-mash" atau di buat berbentuk butiran terpecah dan dikenal dengan sebutan "ransum Cruble". Semua itulah yang dinamakan proses "pembuatan ransum" yang akan di bahas dalam bab ini.
Pembuat ransum tentu tidak lepas dari aspek nutrisi dan makanan atau dikenal sebagai teknis dan juga segi ekonomis. Ransum yang hendak dibuat tentu tidak akan lebih mahal dari pada ransum yang dibuat oran lain atau minimal sama. Lagipula, ransum yang dibuat diusahakan memberikan biaya makanan yang sekecil mungkin, bukan sebaliknya, Oleh sebab itulah, pembahasan pada bab ini tidak akan lepas dari segi ekonomisnya baik itu ekonomi makanan unggas maupun nutrisi ekonomi yang merupakan bagian utuh dengan aspek teknisnya.

Membuat Sendiri atau Membeli

Sebelum melangkah pada pembuatan ransum ayam kampung ini, perlu untuk di tanya terlebih dahulu "apakah membuat ransum sendiri atau membelinya?" Dalam kaitan dengan ayam ras tidak menjadi persoalan, persoalan yang cukup serius justru terjadi atas ayam kampung ini, sebab tidak banyak yang menjual ransum ayam ini. Kalaupun ada, patut diragukan, sebab ransum yang dikemas untuk ayam kampung ternyata tidak lebih dari ransum ayam ras juga.
Sebenarnya menentukan membuat sendiri atau membeli tergantung pada beberapa pertimbangan yaitu,
  1. Efisiensi biaya produksi. Semakin banyak ransum yang dibuat akan semakin terspesialisasi usaha ke situ dan semakin rendah biaya per kilogramnya. Kini perlu di tinjau, apakah peternak sendiri siap untuk mengusahakan produksi ransum yang besar itu profesional, sehingga mampu meningkatkan efisiensi? Bila tidak, ada baiknya peternak memesan saja dari pabrik ransum yang ada.
  2. Kesanggupan pasar. Bila memang tidak ada dan tidak ada yang mau membuat ransum ayam kampung, maka mau-tidak mau kita harus membuatnya sendiri.
  3. Jumlah ayam kampung yang dipelihara. Bila jumlahnya sedikit, ada baiknya membeli ransum jadi, itupun selama barangnya ada. Bila tidak, kembali lagi ke butir 2. Kebalikannya kembali ke butir 1 di atas itu.
Dalam banyak hal, ransum ayam kampung ini memang harus buat kita sendiri atau dengan "konversi ransum ayam ras" secara selektif.

Sebelum Formula Disusun

Setelah dipastikan untuk menyusun ransum sendiri, langkah baiknya adalah memeriksa bahan makanan yang ada atau yang bakal diadakan. Sebab sekali formula terbentuk, maka selama periode ini bahan makanan yang tercantum dalam formula harus ada, bila tidak kita harus membuat formula baru berdasarkan bahan makanan yang tersedia.
Bahan makanan yang harus diperiksa keberadaannya ini yaitu bahan makanan yang ada di gudang dan yang ada di pasaran, sebab dalam membuat formula ransum prinsip utama  penggunaan bahan makanan adalah menggunakan bahan makanan yang tersedia di daerah tersebut. Kemudian bahan makanan itu harus tersedia harus tersedia dalam waktu yang tetap atau langgeng keberadaannya, jangan kini ada dan kemudian menghilang!
Secara lebih rinci dan ringkas, hal-hal yang perlu dilihat dan diperiksa sebelum formula disusun adalah:
  1. Periksalah keberadaan bahan makanan, terutama bahan makanan sumber energi dan protein asal nabati. Energi sebagai porsi tersebar dari persentase formula ransum harus dilihat hendak dipenuhi dari bahan makanan nabati apa dan bagaimana ketersediaan bahan tersebut. Kemudian sumber protein hendak di ambil dari bahan apa. Semua itu sudah harus diperiksa dan di tentukan; jangan membuat formula dahulu dan bahan makanan dicari kemudian.
  2. Ayam kampung usia berapa dan untuk macam apa yang hendak dibuat formulanya ini, tidak ada satu formula untuk semua jenis dan usia ayam kampung, sebab itu bertalian erat dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi  ayam kampung tersebut.
  3. Harga bahan makanan itu. Hal ini sudah di bahas pada postingan sebelumnya. Kita harus menduga harga bahan makanan itu pada masa mendatang. Karena harga bahan makanan  itu berfluktuasi, bila bahan makanan itu sudah terlalu mahal maka formula baru harus kita buat dengan cara menyingkirkan bahan makanan yang harganya mahal dari jajaran formula baru yang akan di susun itu.
  4. Lihat catatan evaluasi yang lalu. Bila ada ransum yang tidak disukai akibat penggunaan bahan yang tidak disukai, maka dalam formula yang akan disusun itu jangan mempergunakan bahan makanan itu lagi.
Semua itu harus ditelaah dahulu, sebelum formula ransum disusun.

Metode-metode Penyusunan Ransum

Menyusun ransum pada prinsipnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung dari sekumpulan bahan-bahan makanan terpilih. Jadi "menyamakan" kandungan nutrisi ransum dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Dengan dasar ini, dikeal beberapa metode untuk menyusun ransum, yaitu:
  1. Metode Pendugaan Sederhana (M.P.S). Dasar metode ini adalah menentukan dahulu bahan makanan yang akan digunakan kemudian mencoba-coba atau diduga-duga persentase tiap bahan dan kandungan nutrisinya dihitung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Bila hasil perhitungan lebih atau kurang, maka persentase pemakaian tiap bahan tadi ditambah atau dikurangi hingga relatif mendekati kebutuhan nutrisi tersebut. Lalu harga ransum tersebut ditentukan berdasarkan porsi atau bobot tiap bahan dan harga tiap bahan tersebut. Bila ternyata lebih mahal daripada yang dibuat orang lain, maka kita harus melihat bahan mana yang menyebabkan ransum mahal, lalu porsi pemakaian bahan tersebut dikurangi dan porsi tiap bahan ditentukan ulang hingga memenuhi semua persyaratan. Cara ini dilakukan dengan menoba-coba, menambah atau mengurangi pemakaian bahan makanan  yang diduga sebelumnya. Metode ini mempunyai kelebihan : mudah dilakukan oleh semua peternak asal ia dapat hitung menghitung sederhana saja.

Saturday 12 April 2014

PEMBUATAN KOLAM TERPAL

Ukuran kolam terpal untuk budi daya gurami yang banyak digunakan pembudidaya di Ciamis adalah 4 x 8 x 1 meter. Kolam berukuran seperti ini dibuat menggunakan terpal berukuran 6 x 10 meter. Jenis terpal yang umum digunakan adalah A5 atau A6. Terpal seperti ini memiliki daya tahan hingga lima tahun. Berikut ini tahap pembuatan kolam terpal.
  • Penggalian Tanah
Tahap pertama pembuatan kolam terpal adalah penggalian tanah. Kedalaman tanah yang digali mungkin berbeda. Namun, umumnya memiliki kedalaman 60 cm dan 100 cm. Jika kedalaman 60 cm, konstruksi kolamnya dilengkapi dengan tanggul. Sementara itu, jika kedalamannya 100 cm, konstruksi kolam tidak dilengkapi tanggul. Dingding kolam dibuat miring 30 drajat sebagai penyangga terpal.
Proses pembuatan kolam yang kedalamannya 60 cm lebih cepat dibandingkan dengan proses pembuatan kolam dengan kedalaman 100 cm. Namun, jika dilihat dari segi biaya yang harus dikeluarkan, biaya pembuatan kedua kolam tersebut tidak jauh berbeda.
  • Pembuatan Tanggul
Tanggul kolam biasanya dibuat dengan memanfaatkan tanah galian kolam. Ketinggiannya sekitar 40 cm. Padatkan tanah galian tersebut agar kuat dan tidak ambrol. Selanjutnya, pasangkan batako atau batu merah di permukaan tanggul agar tanggul lebih kuat dan tidak ambles. Namun, jika pembudidaya telah menggali tanah sedalam 100 cm, tahapan ini tidak perlu dilakukan.
  • Pemberian Sekam
Setelah tanah digali dan tanggul berbentuk, langkah selanjutnya adalah menaburkan sekam sebagai alas terpal. Sekam berfungsi untuk mempertahankan suhu kolam tetap optimal bagi pertumbuhan gurami. Suhu air di kolam diupayakan pada sekitar 28 derajat C.
Ketebalan sekam yang ditaburkan berbeda, tergantung ketinggian lokasi budi daya. Di dataran rendah terutama di daerah pantai tidak perlu ada pemberian sekam karena pasir pantai sudah dapat menyerap panas pada siang hari dan dapat menghangatkan kembali hingga keesokan harinya.
Sementara itu, lokasi yang berada di ketinggian hingga 500 meter dpl, ketebalan sekam yang dibutuhkan sekitar 10 cm. Lokasi di ketinggian 500-800 meter dpl, ketebalan sekam sekitar 15-20 cm.
Setelah sekam dihamparkan, siram kolam dengan air secukupnya. Tujuannya agar terjadi proses dekomposisi sekam dan dapat menghasilkan panas. Sebagai patokan, jumlah sekam yang dibutuhkan untuk kolam terpal berukuran 4 x 8 meter di ketinggian 0-500 meter dpl sekitar 3 kubik. Sekam bisa diperoleh di penggilingan padi atau petani yang menggiling padinya sendiri. Sekam yang digunakan dapat bertahan selama lima tahun. Penggantiannya dapat dilakukan berbarengan dengan penggantian terpal.
  • Pemasangan Terpal
Setelah sekam dihamparkan, terpal dapat dipasang. Terpal baru sebaiknya dicuci dahulu menggunakan air bersih. Caranya, gosok menggunakan kain basah, kemudian siram dengan air bersih. Terpal yang digunakan cukup satu buah atau satu lapis. Saat memasang terpal dibutuhkan minimum 3-4 orang pekerja. Terpal dipasang hingga  menutupi semua bagian kolam yang digali. Sisa terpal yang berada di luar kolam (mencapai tanggul) diberi pemberat berupa batako atau bata merah agar terpal tidak melorot. Selain itu, beri panahan berupa kayu pasak. Setelah itu, kolam siap di isi air dan diberi perlakuan penggaraman dan pemupukan.

Saturday 5 April 2014

RAHASIA SUKSES BUDI DAYA GURAMI

Jenis-Jenis Gurami

Sebelum memulai budi daya sebaiknya petani mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis gurami. Pengetahuan ini penting untuk melihat tingkat pertumbuhan dan produktivitas gurami.
  • Gurami Soang 
Jenis gurami ini banyak di budi dayakan di sentra budi daya gurami di Ciamis. Keunggulan gurami soang adalah pertumbuhan badannya yang besar, hingga mencapai 8 kg/ekor dan ukuran badannya relatif panjang (sekitar 65 cm). Selain itu, telur yang dihasilkan juga relatif banyak, mencapai 5.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami soang di antaranya warna tubuh umumnya putih abu-abu dan sisiknya relatif lebar.
  • Gurami Porselen
Produktivitas bertelurnya cukup tinggi dibandingkan dengan gurami jenis lain, yakni mencapai 10.000 butir sekali bertelur. Gurami porselen termasuk jenis gurami yang diunggulkan. Tubuh gurami porselen berwarna merah muda cerah. Ukuran kepalanya relatif kecil. Berat indukan dapat mencapai 1,5-2 kg/ekor
  • Gurami Baster
Sama halnya dengan gurami soang, jenis gurami ini memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat. Sayangnya, jumlah telur yang dihasilkan indukan maksimum hanya 3.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami baster di antaranya warna tubuh agak kehitaman, memiliki sisik yang besar, dan kepalanya berwarna putih.
  • Gurami Blausafir
Bobot maksimum gurami blausafir dapat mencapai 2 kg/ekor. Produktivitas bertelurnya sekitar 5000-7.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami blausafir mirip dengan gurami jenis lain. Warna tubuhnya merah muda cerah. Salah satu antara gurami ini berada di banjarnegara, Jawa tengah.
  • Gurami Jepun
Gurami jepun sering disebut juga sebagai gurami jepang. Panjang maksimum gurami ini sekitar 45 cm dan bobotnya mencapai 3,5 kg. Gurami jepun memiliki sisik berukuran kecil. Warna tubuhnya abu-abu kemerahan, terutama di ujung siripnya.
  • Gurami Kapas
Ciri khas gurami kapas terletak pada warna tubuhnya yaitu putih keperakan seperti kapas. Gurami ini relatif cepat dan mampu menghasilkan telur sekitar 3.000 butir sekali bertelur. Gurami kapas memiliki sisik berukuran besar dan kasar.
Beberapa jenis gurami lain yang di kenal adalah gurami paris dan gurami batu. Namun, kedua jenis gurami ini kurang potensial dibudidayakan sebagai gurami konsumsi karena pertumbuhannya lambat.

Persyaratan Budi Daya

Lokasi yang cocok sebagai tempat budi daya gurami di kolam terpal yang diberi alas sekam adalah daerah yang berada di ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu, upayakan agar fluktuasi suhu di lokasi budi daya tidak terlalu tinggi. Untuk mengatasi permasalahan suhu, Rumah Peternakan menemukan solusinya, yakni dengan menaburkan sekam di dasar kolam. Selain upaya tersebut, khusus di kolam pemijahan dan pendederan I perlu diberi naungan atau peneduh. Tujuannya agar air kolam tidak terkena sinar matahari langsung, sehingga diharapkan fluktuasi suhu tidak terlalu tinggi.
Perlakuan ini berbeda untuk kolam pendederan II hingga kolam pembesaran gurami. Kolam-kolam ini justru harus terbuka agar sinar matahari masuk ke dalam kolam. Jika kolam tertutup naungan, suplai oksigen di dalam air kolam akan berkurang. Meskipun gurami tidak terlalu tergantung pada pasokan oksigen, tetapi pasokan oksigen yang lebih banyak tetap dibutuhkan agar pertumbuhan gurami menjadi lebih baik. Masuknya cahaya matahari secara langsung ke dalam kolam mampu meminimalkan munculnya jamur atau bibit penyakit.
Selain kondisi suhu yang setabil, gurami juga menginginkan pH yang ideal (sekitar 6,5-7) bagi pertumbuhannya. Syarat lainnya, air yang digunakan untuk budi daya merupakan air bersih yang tidak mengandung bahan berbahaya, seperti bahan kimia.

Perlengkapan Pemijahan

  • Sosog
Sosog merupakan tempat penjantan membuat sarang saat memijah. Sosog terbuat dari anyaman bambu dengan diameter 25-30 cm dan panjang sekitar 50 cm. Secara alami, gurami pejantan akan memasukan substrat sarang kedalam sosog. Setiap sosog biasanya digunakan oleh satu betina. Selain menggunakan sosog yang terbuat dari anyaman bambu, ada juga peternak yang memanfaatkan tempat sampah yang terbuat plastik sebagai pengganti sosog.
  • Substrat Sarang
Substrat atau bahan sarang merupakan media yang digunakan oleh pejantan untuk membuat sarang. Bahan yang umum digunakan adalah ijuk. Selain itu, bisa menggunakan jerami atau rurumputan kering. Sebelum dimasukan kedalam kolam, substrat sarang sebaiknya sudah dibersihkan dan tidak tercampur bahan lain.
  • Saringan, Ember, Bak, Akuarium, Jeriken, dan Tong Plastik
Sering digunakan untuk membersihkan permukaan kolam dari kotoran-seperti dedaunan atau kotoran lain-yang masuk kedalam kolam. Selain itu, saringan juga diperlukan untuk membersihkan sisa pakan berupa pelet atau dedaunan yang tidak habis.
Sementara itu, ember atau bak digunakan sebagai wadah pencampuran pakan sekaligus digunakan untuk memberi pakan. Bak juga dapat digunakan sebagai wadah penampung telur pada proses penetasan telur gurami dan menampung hasil panen bibit gurami saat dilakukan penyortiran. Selain menggunakan bak, penetasan gurami juga bisa menggunakan akuarium yang di lengkapi dengan areator.
Jeriken dan tong digunakan untuk mengangkut gurami hasil panen, sejak pendederan hingga pembesaran. Jeriken yang digunakan umumnya bervolume 35 liter. Sementara itu, tong yang digunakan bervolume 200 liter. Namun, khusus untuk mengangkut telur gurami dan benih ukuran kuku digunakan alat pengangkutan berupa plastik yang di beri air dan oksigen.
  • Slang dan Paralon
 Slang dan paralon digunakan untuk menyedot air beserta kotoran saat penyifonan. Selain itu, alat tersebut digunakan untuk mengalirkan air bersih ke dalam kolam untuk mengembalikan ketinggian air kolam seperti semula setelah penyifonan, Slang dan paralon juga digunakan untuk mengisi air kolam saat pertama kali, baik setelah kolam dibuat maupun saat awal budi daya.
  • Pupuk, Garam, Vitamin, Probiotik, dan Obat-obatan
Perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam budi daya gurami di kolam terpal adalah pupuk dan garam. Pupuk bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pakan alami gurami pada saat awal proses budi daya. Sementara itu, garam berfungsi untuk menciptakan salinitas air kolam di bawah 4 ppm. Garam biasanya ditaburkan saat persiapan kolam-sebelum gurami dimasukan-dan saat pergantian musim. Teknik pemupukan dan menggaraman kolam di bahas di bagian selanjutnya dari postingan ini.
Selain pupuk dan garam, perlengkapan lain yang harus dibutuhkan di antaranya vitamin, probiotik, dan obat-obatan. Vitamin yang digunakan berupa vitamin C khusus perikanan dan vitamin B komleks yang bisa digunakan manusia. Jenis vitamin ini diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh gurami. Probiotik berguna untuk menjaga kondisi air dalam kolam tetap baik. Sementara itu, obat-obatan digunakan untuk mengendalikan penyakit yang menyerang saat budi daya berlangsung. Jenis obat yang digunakan di antaranya Methylen blue dan antibiotik seperti Oxyterayclin. Berdasarkan pengalaman pembudidaya, selama perlakuan dijalankan dengan baik dan benar, risiko serangan penyakit selama masa pemeliharaan gurami di kolam terpal menjadi sangat kecil.

Saturday 22 March 2014

KIAT SUKSES BUDI DAYA GURAMI DI KOLAM TERPAL

  • Gunakan Kolam Terpal Yang Beralaskan Sekam
Kolam terpal "biasa" sebenarnya tidak cukup untuk mengoptimalkan hasil budi daya gurami. Selain itu, risiko kegagalan bisa terjadi akibat fluktuasi suhu. Karena itu, jenis kolam terpal yang di bahas dalam blog ini berupa kolam terpal yang dilengkapi dengan alas sekam. Kolam terpal seperti ini telah terbukti mampu mengurangi fluktuasi suhu. Ada sebuah kasus terkait fluktuasi suhu ini yang dialami seorang pembudidaya. Tingkat kematian bibit gurami yang di tebar di kolam terpal miliknya cukup tinggi akibat perbedaan suhu yang drastis.
  • Gunakan Benih Yang Seinduk, Seumur, Seukuran, dan Sehat
Salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan budi daya gurami adalah penggunaan benih yang bermutu. Prinsip yang dapat digunakan untuk mendapatkan benih berkualitas yakni seinduk, seumur, seukuran, dan sehat.
Benih yang digunakan harus dari indukan yang sama. Jika tidak, berisiko terjadi perbedaan bobot akibat kemampuan penyerapan nutrisi dalam pakan. Selain itu, benih yang digunakan tidak berasal dari indukan yang sedarah. Karena itu, membeli benih sebaiknya hanya di tempat yang telah dipercaya atau teruji pengalamannya.
Kualitas benih menentukan efisiensi penyerapan pakan. Benih gurami grade I dan II memiliki food convertion ratio (FCR) lebih kecil, sekitar 1,2-1,4 sehingga penggunaan pakan lebih efisien. Untuk menghasilkan gurami yang berbobot 1 kg diburuhkan pakan sebanyak 1,2-1,4 kg. Sementara itu, benih grade III dan IV memiliki nilai FCR mencapai 1,8. Selain berdasarkan kualitas genetiknya, pilih benih yang kondisinya normal dan terlihat sehat.
  • Terapkan Manajemen Budi Daya yang Baik
Selain menggunakan alas sekam, keberhasilan budi daya gurami di kolam terpal juga ditentukan oleh kedisiplinan menjalankan manajemen budi daya dengan baik. Misalnya, melakukan pemupukan dan penggaraman kolam secara rutin, satu minggu sebelum benih di tebar pada awal budi daya. Selain itu, Melakukan pembersihan dan pengeringan kolam sebelum di gunakan kembali. Karena itu, persiapan kolam menjadi faktor penting untuk menciptakan kondisi kolam yang optimal untuk pertumbuhan benih. Dengan perlakuan seperti ini diharapkan tingkat kematian benih dapat ditekan. Kegiatan lain yang tidak kalah penting dalam budi daya gurami di kolam terpal adalah penyifonan. Perinsipnya, di dasar kolam terpal tidak terdapat tanah dan mikroorganisme pengurai kotoran. Karena itu, sisa pakan dan kotoran di dalam kolam harus dikeluarkan. Salah satunya dilakukan dengan teknik penyifonan. Penyifonan minimum dilakkan satu bulan sekali. Teknik penyifonan ini akan di bahas di ulasan berikutnya.
Selain penyifonan, pemberian probiotik juga cukup penting untuk menjaga kualitas agar tetap baik. Penggunaan probiotik dapat mengoptimalkan penyerapan nutrisi pakan sehingga dapat mengefisiensikan penggunaan pakan dan mengoptimalkan penambahan bobot gurami.
Selain itu, manajemen budi daya lainnya yang harus di lakukan selama masa pemeliharaan, di antaranya memberi pakan secara teratur, menjaga lingkungan budidaya dari berbagai gangguan, serta menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan budi daya.
semoga bermanfaat bagi Anda......

Saturday 15 March 2014

MANFA'AT KOLAM TERPAL

  • Padat Tebar Lebih Tinggi
Penggunaan kolam terpal pada budi daya gurami dapat meningkatkan padat tebar benih. Contohnya, padat tebar pada pembesaran gurami di kolam tanah hanya 6 ekor/m persegi dengan benih berukuran 250 gram. Sementara itu, padat tebar di kolam terpal dapat ditingkatkan hingga 10 ekor/m persegi. Pasalnya, di bagian dasar kolam tanah lama-kelamaan dapat terjadi penumpukan amonia (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan. Kedua senyawa tersebut bersifat racun sehingga ikan tidak berani menyelam lebih dalam. Akibatnya, ruang gerak ikan menjadi terbatas (lebih sempit). Sementara di kolam terpal, konsentrasi amonia dan H2S dapat di minimal kan dengan penyifonan yang teratur.
  • Suhu Kolam Lebih Setabil
Dalam pembuatan kolam terpal, penulis selalu menaburkan sekam di dasar kolam-sebelum terpal di pasang. Alas sekam ini mampu menahan fulktuasi suhu di kolam. Di kolam semen, tanah, dan terpal tanpa alas sekam umumnya terjadi perubahan suhu hingga 9% C (fluktuasi suhu idealnya 5% C). Misalnya, suatu saat suhu di kolam 33 derajat C, dapat berubah menjadi 24 derajat C saat terjadi perubahan musim. Sementara itu, di kolam terpal yang menggunakan alas sekam mampu mempertahankan suhu dengan kisaran 28 derajat C. Suhu tersebut relatif ideal bagi pertumbuhan ikan gurami.
Perubahan suhu yang ekstrem dapat berakibat buruk terhadap ikan di dalam kolam. Khusus untuk benih, perubahan suhu dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, pada masa pembesaran, perubahan suhu yang ekstrem dapat menyebabkan nafsu makan ikan menurun sehingga dapat menghambat pertumbuhan bobot. Pada kondisi suhu tidak ideal, ikan menggunakan 6% protein untuk bertahan hidup ketimbang meningkatkan bobot. Akibatnya, panen menjadi mundur hingga 1,5 bulan dari kondisi normal.
  • Waktu Budi Daya Lebih Cepat
Periode budi daya gurami menggunakan kolam terpal menjadi lebih cepat di bandingkan dengan budi daya gurami sistem konvensional (tanpa perlakuan khusus). Artinya, periode budi daya gurami di kolam terpal lebih cepat 5-6,5 bulan daripada periode budi daya sistem konvensional. Namun, perlu diperhatikan bahwa kolam terpal harus dilengkapi sekam sebagai alas kolam dan dengan pemberian probiotik (di bahas di bagian selanjutnya dari blog ini). Waktu budi daya yang lebih cepat tentu dapat menurunkan biaya  oprasional terutama biaya pakan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan.
  • Lebih Fleksibel Mengikuti Kontur Tanah
Banyak kasus kolam tembok untuk budi daya perikanan mengalami kerusakan-seperti retak, bocor, bahkan "patah" akibat tanah yang "ditempati" kolam tidak kuat menahan beban kolam atau perubahan kontur tanah. Kolam seperti ini tidak dapat digunakan kembali atau setidaknya harus direnovasi dahulu. Permasalahan seperti ini tidak akan ditemui jika menggunakan kolam terpal. Pasalnya, kolam terpal lebih fleksibel sehingga memungkinkan untuk mengikuti kontur tanah yang berubah.
  • Pemanenan Menjadi Lebih Mudah
 Pemanenan di kolam terpal cukup mudah dilakukan. Pasalnya, Petakan kolam terpal umumnya tidak terlalu besar. Kondisi kolam yang relatif bersih tanpa adanya lumpur layaknya di kolam tanah juga memudahkan pemanenan. Kelebihan lainnya, masa recovery (pembersihan dan pengeringan) kolam setelah panen dan sebelum di gunakan kembali menjadi lebih cepat dibandingkan dengan jenis kolam lainnya.
Total waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan dan pengeringan kolam terpal sebelum digunakan kembali hanya beberapa jam. Pembersihan dan pengeringan kolam berguna untuk memutus mata rantai penyakit. Sementara itu, di kolam tanah biasanya di lakukan pengeringan kolam dan pengapuran yang membutuhkan waktu lebih dari satu hari.
  • Hasil Panen Tidak Berbau Lumpur
Kualitas ikan gurami yang di budidayakan di kolam terpal lebih baik karena dagingnya tidak berbau lumpur. Berbeda jika budi daya dilakukan di kolam tanah. Dagingnya kadang-kadang tercium bau tanah. Hasil panen dari kolam terpal ini dapat langsung dijual dan ikan tidak perlu diberok. Gurami yang tidak berbau lumpur ini  relatif lebih disukai konsumen.

Saturday 8 March 2014

PELUANG USAHA MODAL KECIL UNTUNG BESAR

Berbagi Keunggulan Budi Daya Gurami di Kolam Terpal/plastik

  • Hemat Biaya dan Tahan Lama
Hemat biaya merupakan salah satu keunggulan kolam terpal/plastik sebagai sarana budi daya gurami dibandingkan dengan kolam tembok. Sebagai perbandingan, kolam tembok berukuran 4 x 8 x 1 meter yang di buat menggunakan batako membutuhkan sekitar 1.200 buah batako. Jika satu batako harganya Rp 2.000, total pembuatan kolam tembok dapat mencapai Rp 2.400.000. Jumlah tersebut belum ditambah biaya pembelian semen, pasir, dan ongkos pembuatannya. Singkatnya, pembuatan satu kolam semen ukuran 4x8x1 meter dapat menghabiskan dana hingga RP5.000.000.
Sementara itu, kolam plastik/terpal di bawah permukaan tanah yang berukuran4x8x1 meter biasanya di buat menggunakan terpal berukuran 6 x 10 meter dengan harga sekitar Rp348.000. Perhitungannya, Rp5.800/m persegi dikali 6 x 10 = Rp348.000. Di tambah biaya pembelian sekam dan biaya pembuatan kolam. Jadi, total biaya yang dibutuhkan hanya sekitar 700.000. apalagi kalau media plastik bakalan lebih kecil biayanya.

Selain biaya pembuatannya yang murah, daya tahan kolam terpal/plastik pun cukup lama. Kolam terpal dapat digunakan hingga 4-5 tahun. Agar daya tahannya optimal, budi daya harus dilakukan dengan hati-hati agar terpal tidak mengalami kerusakan, seperti bolong atau robek. Terutama, saat pembuatan kolam atau saat panen. Selain itu, lokasi budi daya harus di jauhkan dari risiko yang dapat menyebabkan terpal rusak, seperti anak-anak yang bermain di sekitar kolam. Salah satu tip untuk menjaga keawetan terpal/plastik, yakni dengan menutupi bagian terpal yang terdapat di tepi kolam menggunakan rumput atau batu bata. Pasalnya, jika terkena sinar matahari langsung, terpal akan cepat rusak (daya tahan umumnya hanya 2 tahun).
  • Bisa Diaplikasikan di Lahan Porous dan Daerah Kurang Air
Kolam terpal merupakan solusi budi daya gurami di daerah yang memiliki tanah porous (kurang mampu menahan air), seperti tanah berpasir (di daerah pesisir pantai). Air di kolam yang dibangun di tanah porous biasanya akan terus berkurang akibat meresap ke dalam tanah.  Keuntungan menggunakan jenis kolam terpal salah satunya tidak perlu sering menambahkan air ke kolam budi daya. Selain itu, permukaan atas kolam terpal bisa di arahkan menghalau burung pantai pemakan ikan dengan cara menutupi bagian atas kolam menggunakan tali yang dibentangkan.
Kolam terpal juga dapat diaplikasikan di daerah yang sulit mendapatkan air. Pasalnya, jenis kolam ini tidak menggunakan sistem penggantian air secara terus-menerus, tetapi hanya sebulan sekali saat dilakukan penyifonan. Selain itu, air di dalam kolam setelah panen dapat digunakan kembali untuk siklus budi daya selanjutnya setelah dilakukan penjernihan secara sederhana. Karena itu, kolam terpal dinilai lebih hemat air dan cocok diterapkan di daerah yang sulit mendapatkan air.

Cara pembuatan kolam plastik

Untuk pembuatan kolam plastik untuk budidaya ikan gurami tidak ada ukuran yang pasti, bahkan lebih besar lebih bagus karena jika kolam plastik berukuran besar maka akan mempengaruhi pertumbuhan ikan gurami, ikan gurami akan cepat tumbuh jika kolamnya luas. Jadi saya sarankan jika Anda mau ternak gurami media plastik pembuatan kolamnya semampu lahan yang ada lebih bagus ukuran yang besar. Cara-caranya sebagai berikut:
  • Penggalian tanah
Pertama Anda harus menggali tanah/meratakan tanah yang mau di buat kolam plastik, bentuk kolam sebaiknya seperti katel penggorengan cekung ke tengah, biar nanti untuk pembuangan air lebih mudah tidak ada air yang nyangkut di kolam tersebut.
Contohnya
Di tengah cekungan kolam sebaiknya di kasih pembuangan air karena dikala hujan takutnya kebanjiran dan ikan ikut terbawa lepas.
  • Pembuatan Tanggul
Pembuatan tanggul/ pinggir kolam plastik bisa menggunakan media bambu atau dengan semen. Bisa juga langsung menggunakan tanah yang ada dari bekas penggalian tadi, di buatkan menjadi tanggul pinggir kolam tersebut. Untuk ukuran tinggi tanggul minimal 30 cm.
  • Pemberian sekam
Sebelum plastik di pasangkan, lebih baiknya Adnda menaburi sekam terlebih dahulu sebagai alas plastik, biar plastik tidak sobek atau bolong di akibatkan terkena yang tajam-tajam. Amparkan sekam dengan merata di bagian kolam.
  • Pemasangan plastik
Sesudah sekam dihamparkan, baru plastik di pasangkan. Sesudah plastik di pasang sebaiknya plastik cuci terlebih dahulu menggunakan air yang bersih, kemudian gosok dengan kain basah, biar hilang bahan kima dari pabrik plastik tersebut. Setelah plastik di cuci bari di airi sungai untuk memulai budidaya gurami tersebut.

Pembibitan gurami

Untuk pembibitan gurami sebaiknya Anda membeli telur gurami. Perawatan telur sebaiknya jangan di lepas di kolam plastik terlebih dahulu, Anda simpan di baskom besar selama 1 minggu, setelah telur gurami berubah menjadi larva gurami atau mulai berbentuk ikan, baru Anda memindakannya ke kolam pelastik yang sudah Anda sediakan terlebih dahulu. Jumlah telur biasanya dalam satu sarang indukan gurami mencapi rata-rata 5000 butir telur, bahkan ada juga yang lebih tergantung indukan gurami tersebut. Pakan larva gurami Anda bisa mengunakan dengan cacing rambut sampai ukuran ikan gurame mencapai 1 cm lebar tubuhnya bukan panjang tubuhnya.
Harga gurami yang berukuran 1 cm biasanya di hargai oleh bandar gurami dengan harga Rp 450. berarti Anda punya penghasilan dari satu sarang gurami sekitar Rp 2.250.000 selama kurang lebih 2 bulan. Dan bisa lebih cepat waktunya jika ukuran kolam Adna berukurang yang besar. Jika Anda beternak gurami beli 3 sarang telur gurami berarti Anda dalam 2 bulan bisa menghasilkan sekitar Rp 6.750.000 sangat luar biasa bukan hasilnya?? Sedangkan harga telur gurami per sayang biasanya di hargai sebesar Rp 100.000 rupiah saja, masih terjangkau bukan tidak menguras saku Anda, dan hasilnya sangat luar biasa. Intinya usaha budidaya ikan gurami media kolam plastik memang sangat menguntungkan, dan perawatannyapun sangat mudah di jalankan.

Perawatan Ikan gurami

Perawatan ikan gurami media kolam plastik sangatlah mudah. Yang harus kita jaga adalah air kolam tersebut jangan sampai berbau, jika air tetap seteril gurami Anda bakalan sehat dan sejahtera he he, asalkan jangan lupa mengasih pakan ikan gurami. Jika Anda tidak mengasih pakan, maka gurami Adna akan sangat menyesal di ternak oleh Anda, dan hasilnya pun akan minim, sayangi ternak Anda alhasil yang di ternak akan betah dan akan menghasilkan yang maksimal. Sekian dan terimakasih sudah berkunjung ke rumah peternakan & pertanian, selamat mencoba dan semoga berhasil dan sukses selalu amin.....
 
 

Saturday 1 March 2014

PELUANG BISNIS BUDIDAYA

Peluang Usaha Budidaya Gurami

Gurami merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari karena kelezatannya. Dagingnya yang tebal dan gurih menjadikan ikan konsumsi ini banyak digemari oleh banyak orang. Meskipun harganya relatif mahal, penggemar ikan ini tidak berkurang, bahkan semakin bertambah dari hari ke hari. Buktinya, semakin banyak rumah makan dan restoran yang menjadikan aneka olahan gurami sebagai menu andalannya, baik rumah makan tradisional maupun restoran papan atas. Selain itu, kebutuhan pasar tradisional dan supermarket terhadap komoditas gurami juga mulai meningkat. Hingga saat ini, pasokan gurami hanya mengandalkan dari beberapa sentra budi daya, seperti parung dan Ciamis (Jawa Barat), Cilacap, Banyumas (Jawa Tengah), Tulungagung, dan Blitar (Jawa Timur). Pasokan dari berbagai daerah ini nyatanya masih belum belum bisa memenuhi semua permintaan. Karena itu, peluang usaha budi daya gurami masih terbuka lebar bagi Anda yang akan memulainya.

Harga Stabil, Tetapi Pasokannya Kurang

Permintaan gurami ukuran konsumsi di beberapa daerah masih cukup besar. Misalnya, permintaan pasar lokal di Jakarta dapat mencapai 120 ton/hari. Bahkan, permintaan pasar untuk gurami ukuran konsumsi di Yogyakarta yang hanya 5 ton/hari baru bisa di penuhi pembudidaya sekitar tujuh persennya. Berbagi sentra budi daya gurami maupun pengepul di berbagai daerah umumnya masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan yang datang. Selain itu, permintaan benih juga cukup besar. Permintaan benih ukuran silet di Yogyakarta dari satu daerah seperti Bogor bisa mencapai 10.000 ekor/hari.
Karena tingkat permintaan yang tetap tinggi, harga benih dan gurami ukuran konsumsi relatif setabil. Di Yogyakarta, harga gurami ukuran konsumsi di tingkat pembudidayaan mencapai Rp 22.000/kg. Kondisi harga ini menunjukan semakin meningkatnya harga gurami. Pasalnya, sekitar tiga tahun yang lalu, harga di tingkat pembudidayaan hanya Rp 17.000-Rp 18.000/kg. Sementara, di Kalimantan harga gurami ukuran konsumsi dapat mencapai Rp 40.000/kg atau bahkan lebih. Apalagi di tahun sekarang harga gurami semakin naik dan naik.

Peluang Usaha Setiap Segmen Budi Daya

Secara garis besar, segmen budi daya gurami terbagi atas pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Pembenihan meliputi kegiata pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva.
Segmen pendederan gurami terbagi atas empat bagian, yaitu pendederan I, II, III, dan IV. Pendederan I merupakan pemeliharaan larva hingga mencapai benih ukuran kuku (1-2 cm). Pendederan I biasanya dilakukan selama satu bulan. Sementara itu, pendederan II merupakan pemeliharaan benih ukuran kuku hingga mencapai ukuran silet (7-8 cm). Pendederan II dilakukan selama 2-3 bulan. Pendederan III merupakan pemeliharaan gurami ukuran silet hingga mencapai ukuran 3-4 jari (50 gram/ekor). Pemeliharaannya dilakukan selama 3-4,5 bulan. Pendederan IV adalah pemeliharaan gurami ukuran 50 gram/ekor. hingga 250 gram/ekor. Pendederan IV dilakukan selama 6-8 bulan.
Sementara itu, pembesaran gurami bertujuan menghasilkan gurami ukuran konsumsi, yaitu pemeliharaan gurami ukuran 250 gram/ekor hingga mencapai ukuran 700-800 gram/ekor. Periode pembesaran berlangsung selama 5-7 bulan.
Perbedaan lama waktu budi daya setiap segmen pemeliharaan tergantung atas teknis budi daya yang dilakukan. Budi daya sistem konvensional seperti pemberian pakan yang kandungan proteinnya  tidak di sesuaikan dengan kebutuhan gurami atau hanya memberikan pakan 'seadanya' akan semakin memperlama masa budi daya. Terlebih, tidak ada perlakuan khusus seperti pada budi daya intensif, misalnya pemberian probiotik di kolam dan pakan. 
Adanya beberapa segmen tersebut dapat membantu pembudidaya untuk memilih salah satu jenis usaha. Pemeliharaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh modal yang dimiliki dan pertimbangan jangka waktu perputaran modalnya. Patokan segmen budi daya di atas tidak mengikat untuk setiap daerah. Pasalnya, benih gurami dapat dijual berbagai ukuran, tergantung atas permintaan masing-masing daerah.
Dari lima segmen budi daya, salah satu segmen usaha yang paling cepat perputaran modalnya adalah usaha pendederan II, yakni budi daya benih dari ukuran kuku ke silet. Pasalnya, waktu budi daya  hanya tiga bulan menggunakan sistem konvensional. Bahkan, jika menggunakan sistem budi daya intensif, periode pemeliharaannya hanya dua bulan. Bahkan, perputaran modal untuk usaha penetasan telur gurami lebih singkat, hanya 20-40 hari. Sebagai gambaran, harga beli telur gurami sekitar Rp 30/butir. Pada saat benih berumur 20 hari dapat di jual dengan harga Rp 70/ekor, sedangkan benih berumur 40 hari dapat dijual dengan harga Rp 150/ekor.

Catatan Penting

Pemilihan salah satu segmen usaha gurami yang akan dijalankan harus mempertimbangkan aspek pasokan dan pasar penyerap hasil budi daya. Misalnya, pembudidaya memilih segmen pembesaran benih ukuran kuku hingga silet, maka pembudidaya harus jelas mengetahui dari mana mendapatkan sumber benih ukuran kuku dan pastikan mengetahui pasar untuk menjual benih ukuran silet.

Saturday 22 February 2014

IDE BISNIS RUMAHAN YANG SUKSES

Sebenarnya banyak sekali ide-ide bisnis/usaha rumahan bahkan bisa  buat usaha sampingan yang bikin kita sukses. Tapi kali ini Rumah Peternakan akan mengulas tentang usaha rumahan atau usaha sampingan di bidang peternakan ayam kampung, usaha peternakan ayam kampung sangat menjanjikan dan dalam pengurusan dapat juga dijadikan usaha sampingan/rumahan.
Ayam kampung perlu dipelajari dan diketahui cara-cara pemeliharaannya yang baik dan benar. Dengan pemeliharaan yang baik dan benar, ternak yang dipelihara akan tumbuh optimal sesuai harapan. Ternak pun dapat hidup dan berproduksi dengan baik sesuai dengan perawatan dan pemeliharaan yang diberikan oleh peternak.

Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung



di bidang peternakan dikenal tiga sistem pemeliharaan sebagai berikut:

  • Sistem pemeliharaan ekstensif
Pada cara ini tidak ada campur tangan manusia sebagai pemiliknya. Ternak hanya dilepas begitu saja dan akan datang sendiri di malam hari. Pemilik tidak memberikan apa-apa dan mengambil ternaknya ketika ia butuh uang atau bila ada niat hajatan. Ternak memberikan imbalan yang besar kepada pemiliknya, tetapi pemilik tidak sedikit pun memberikan perhatian pada ternaknya. Cara ini banyak ditemukan di negara-negara yang peternakan dan pengetahuan peternakan belum maju. Di Indonesia, cara ini banyak dilakukan oleh peternakan-peternakan rakyat.
Cara ini di sebut sebagai cara tradisional, yaitu ayam dilepas bebas untuk berkeliaran di kebun-kebun sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi dan menghemat biaya makanan. Umumnya ayam cukup diberi makan pagi saat akan dilepas. Makanan tersebut berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya, ayam di anggap dapat mencari makan sendiri di sekitar rumah. Kelemahan cara pemeliharaan ini di antaranya ayam lambat untuk berkembang lebih banyak karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi, waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktivitas, kendala akan keberadaan ayam kurang sehingga persentase kemungkinan di mangsa predator maupun hilang lebih tinggi. Cara pemeliharaan ini mengakibatkan ternak kurang produktif.
  • Sistem Semiintensif
 Sistem ini sudah mulai ada campur tangan pemeliharaan. Pemeliharaan sudah memulai menerapkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi ternak. Akan tetapi, ternak masih dilepas. Hanya saja, ternak tidak sebebas pada sistem pemeliharaan ekstensif.
  • Sistem intensif
Sistem ini sudah mulai ada campur tangan pemeliharaan. Pemeliharaan sudah memulai menerapkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi ternak. Akan tetapi, ternak masih dilepas. Hanya saja, ternak tidak sebebas pada sistem pemeliharaan ekstensif.
Sistem Intensif
Pada sistem ini, campur tangan manusia sepenuhnya sangat berperan dalam kehidupan ternak. Mulai dari ternak kecil hingga apkir serta mulai dari kebutuhan yang paling kecil hingga yang terbesar semuanya melibatkan campur tangan manusia. Ciri-ciri dari cara ini adalah diperlukan modal tambahan dan pengetahuan, tetapi hasil yang diperoleh jauh lebih baik dan memuaskan daripada sistem pemeliharaan ekstensif.
Ayam kampung yang dipelihara secara intensif dapat berproduksi sekitar 112 butir/ tahun atau sekitar 30,9% dan umur dewasa kelamin 148 hari (Direktorat Jendral Peternakan, 2006). Ayam buras dengan produksi telur selama 12 minggu sebesar 43,24% hen-day, jumlah telur 36,32 butir/ekor, bobot telur 30 g/butir dan rata-rata bobot telur sebesar 40 gram/butir (Zainudin et al., 2005).
Ketiga cara pemeliharaan ayam kampung tersebut telah diterapkan Indonesia. Banyak desa yang melakukan cara pertama, tetapi ada pula yang menerapkan cara kedua. Cara ketiga juga ada yang menerapkan. Penerapan cara pertama pada ayam kampung tidak hanya terjadi di negara kita saja. Di afrika, banyak pula yang melakukan cara pemeliharaan pertama dan kedua untuk ayam setengah liar. Desa-desa di inggris, ada pula yang menerapkan cara kedua (semiintensif) untuk ayam setengah liar. Cara pemeliharaan semiintensif memang gencar  diperkenalkan di desa-desa oleh para penyuluh lapang peternakan. Setiap ada kesempatan untuk praktik di desa, para mahasiswa dari fakultas peternakan atau fakultas kedokteran veteriner selalu memperkenalkan cara semiintensif ini. Mereka menyadarkan pemilik ayam kampung agar juga memperhatikan nasib ayam kampungnya. Walaupun itu hanya sekedar memberikan pecahan beras (menir) dan membawa ayamnya ke mantri hewan untuk di vaksin tetelo gratis. Cara-cara pemeliharaan yang lebih baik dan didukung dengan program seleksi yang baik, juga diperkenalkan oleh para penyuluh kepada penduduk desa.
Sebelum diuraikan tentang pemeliharaan yang selayaknya dilakukan untuk ayam kampung, akan dilihat terlebih dahulu tentang pemeliharaan yang ada kini.
Pemeliharaan ayam kampung yang seadanya di desa memang berlatar belakang sosial dan kurangnya pengetahuan masyarakat desa itu sendiri. Siapa pun sulit berkilah, bila kehidupan mereka di desa memang sederhana. Hal ini sudah dapat di duga bahwa perhatiannya terhadap ternak yang di peliharaannya juga kurang. Kecuali, bila mereka sudah menyadari benar bahwa ayam kampung yang dipeliharanya benar-benar mempunyai fungsi sebagai tabungan bagi mereka. Alasan inilah yang sering dijadikan titik tolak perbaikan sistem pemeliharaan ayam kampung bagi para penyuluh di desa-desa. Kadang kala mereka terlalu berlebihan memperhatikan ternak peliharaannya dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Ayam kampung dapat tidur di sembarang tempat pada areal rumah pemiliknya seperti di bawah pohon, bertengger di dahan, di dapur, atau di gudang. Pagi hari ayam kampung beranjak dari tempat tidurnya, lalu pergi mencari makan sendiri. Berupa nasi, serangga, rurumputan, batu kecil, dan lain-lain. Sore harinya ayam pulang ke rumah pemilik dan berputar-putar dahulu mencari tempat berteduh. Begitulah terus-menerus hingga ayam itu bertelur atau di jual oleh pemiliknya.cara demikian sangat banyak dilakukan di desa-desa. Perhatian sedikit diberikan ketika ayam kampung itu bertelur atau sewaktu memelihara anaknya. Di sini pemeliharaan yang tak acuh terhadap ayamnya, memberikan tempat untuk ayam kampungnya bertelur. Ketika anak ayam sudah menetas, diberikan menir ala kadarnya. Setelah itu, pemilik kembali acuh tak acuh  dan tidak memperhatikan lagi. Memang orang-orang yang memakai cara pemeliharaan demikian mulai memperhatikan ayam kampung yang  dipeliharanya ketika ayam itu sudah menunjukkan hasil, yaitu di saat bertelur atau menetas. Dengan demikian, si pemilik merasa ada manfaat memelihara ayam kampung. Alasan inilah yang dijadikan dasar kuat untuk menyadarkan pemilik ayam kampung yang tak acuh terhadap ayamnya. Dengan mengajukan manfaat-manfaat secara ekonomis bagi kehidupan pemilik, penyuluh-penyuluh banyak memperoleh kemajuan untuk meningkatkan kesadaran pemilik.
Sedikit berbeda dari cara pertama tadi, pada cara kedua ini sudah ada perhatian pemilik. Pada umumnya mereka yang memakai cara ini sudah menyadari benar manfaat ayamnya sebagai penolong di kala membutuhkan uang. Pada cara ini pemilik setiap pagi membuka kandang ayam. Sementara itu, menir atau dedak (bekatul) ditaburkan di tempat makan. Setelah itu, ayamnya di biarkan berjalan-jalan di sekitar rumah. Siang hari kembali ayam itu diberi makan menir,dedak atau bekatul. Malam hari kandang di tutup dan jumlah ayam yang ada di hitung. Di sini sudah ada usaha untuk membuat kandang sehingga ayam tidak bermalam di sembarang tempat.
Kadang kala, gudang yang tak ter pakai dijadikan kandang. Walaupun belum memenuhi syarat kandang yang baik, tetapi sudah ada perhatian dan usaha menyediakan tempat khusus untuk ayam bermalam. Selain itu, di berika makanan tambahan, walaupun hanya sekedar menir atau dedak.
Cara pemeliharaan semacam ini banyak dilakukan oleh peternak yang tingkat ekonomi dan pengetahuannya relatif agak tinggi, terutama di daerah-daerah pantai utara pulau jawa dan di tapanuli, sumatra utara. Peternak yang memakai cara pemeliharaan ini membawa ayamnya ke mantri hewan untuk di vaksin tetelo. Cara ini juga banyak diterapkan di kota-kota. Ayam kampung yang dipelihara di kota memang tidak di berikan makanan secara khusus seperti halnya ayam yang dipelihara di desa. Ayam kampung tersebut dapat memakan sia-sia, bila dipelihara di perkotaan, tersebut di biarkan untuk mencari makanan di tempat-tempat sampah. Dalam keadaan tertentu, justru orang-orang kota yang memelihara ayam kampung sangat tak acuh terhadap ayamnya.
 
  sukses selalu para Anda yang usaha peternakan...

 
 


 

Saturday 15 February 2014

CARA MEMULAI BISNIS

Perancangan Tenaga Kerja

Langkah selanjutnya meneruskan dari Cara Memulai Usaha Ternak Ayam Kampung adalah merancang tenaga kerja. Masalah ini menjadi penting karena dalam peraktik sehari-hari ternyata lebih sulit mengatur tenaga kerja dari pada mengatur ayam peliharaan. Lebih-lebih jika prinsip-prinsip manajemen peternakan tidak di terapkan dengan baik. 
Mengenai masalah tenaga kerja, ada dua pegangan yang mendasarinya, yaitu jumlah ayam kampung dan diri Anda sendiri sebagai peternak. Dengan kaitan dengan jumlah ayam, perlu diketahui bahwa peternakan ayam tidak menggunakan sistem padat karya, sekalipun cara manual yang di terapkan. Untuk cara manual, bila jumlah ayam yang di pelihara berkisar 150 ekor ke bawah, ayam dewasa yang produktif cukup di pegang oleh satu orang saja, baik untuk produksi maupun untuk kegiatan kandang. Dengan memakai cara kerja rotasi, satu orang cukup untuk menangani anak ayam dan ayam remaja. Bila jumlah ayam kampung yang Anda pelihara berupa 40 ekor anak ayam, 60 ekor ayam remaja, dan 90 ekor dewasa produktif, satu peria dewasa sudah cukup untuk tugas produksi. Hal ini karena kesibukan di peternakan bersifat temporer atau da sibuk di kala memberi pakan dan mengumpulkan telur. Selebihnya  hanya digunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan kandang mengawasi kesehatan, dan lain-lain. Sementara itu, untuk tugas penjualan, administrasi umum, dan persiapan bahan baku kandang, dilakukan oleh Anda sendiri. Jadi, dua orang pekerja meliputi Anda  dan satu tenaga kerja sudah cukup untuk menangani ayam dengan jumlah tersebut. Hal yang penting adalah bagaimana kelak Anda dapat mengatur waktu kerja  dan merancang tata kerja, bukan pada jumlah personalnya. Jumlah yang demikian itu mungkin kurang bila Anda merancang tata kerja yang mandiri hingga tingkat  penjualan. Di sinilah diperlukan tata kerja sesuai situasi dan kondisinya. Beberapa prinsip dasar akan di jelaskan sebagai berikut.
pertama, yang perlu dilihat adalah diri Anda sebagai peternak atau hanya sebagai pemilik saja. Hal ini kembali lagi pada tujuan beternak semula. Bila yang di kehendaki adalah sebagai peternak atau ingin terjun langsung mengelola peternakan, untuk itu, tingkatkan keterampilan dan pengetahuan diri yang masih kurang. Hal itu dapat dilakukan setelah niat beternak mulai tertanam. Akan tetapi,  bila hanya ingin sebagai pemilik, harus mempersiapkan orang yang dapat diterima sebagai wakil Anda dalam mengelola peternakan itu. Artinya ada orang lain yang akan di ambil atau kelak digaji untuk mengelola peternakan. Hal itu akan efisien bila jumlah ayam kampung dan aktivitas usaha Anda  luas dan besar. Bila usaha peternakan kecil dan hanya aktivitas produksi saja, sebaiknya Anda sendiri yang mengelola semua itu berpulang pada tujuan Anda beternak. Oleh karena itu, penentuan tujuan penting sekali dilakukan. Bila tujuan itu adalah komersial atau "asap dapur" dan Anda tergantung pada peternakan mungkin awalnya dimulai dari kecil dahulu. Awal yang kecil bila dikelola secara propesional dengan penerapan prinsip-prinsip bisnis dan manajemen, kelak akan menjadi besar.
Kedua, yang perlu dipertimbangkan adalah peran dan aktivitas peternakan, hanya produksi saja atau aktivitas  secara lengkap. Lengkap yang dimaksud  adalah dimulai dari membuat rensum, produksi kandang, dan pascaproduksi dilakukan sendiri. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja tergantung pada besar atau kecilnya aktivitas. Meskipun jumlah ayam kampung yang dipelihara ribuan, tetapi bila hanya aktivitas  produksi kandang saja, tidak banyak tenaga kerja yang terlibat. Jika ransum yang di gunakan ransum beli jadi serta pemberian ransum dan minum juga otomatis, yang dilakukan pekerja hanya membersihkan areal kandang sebagai tugas rutin dan mengawasi kesehatan, serta mengumpulkan telur. Untuk pekerjaan seperti itu, satu peria dewasa mampu memegang 6.000 ekor ayam kampung dewasa produktif. Jumlah ayam bukan sebagai ukuran untuk menentukan tenaga kerja yang akan digunakan. Jadi, sebelum peternakan di buka, sudah ditentukan aktivitas peternakan dan cara aktivitas itu diorganisir.
Setelah dua hal itu dipertimbangkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui dahulu jenis tenaga kerja yang bisa digunakan oleh banyak peternak di Indonesia. Pertama, tenaga kerja tetap atau karyawan tetap yang sehari-hari mengelola peternakan, ada atau tidak ada yang di kandang. Karyawan tetap ini termasuk diri Anda sendiri atau anggota keluarga yang selalu membantu peternakan atau mengelolanya sehari-hari. Gaji mereka kelak kita masukan ke dalam biaya tetap peternakan. Berhati-hatilah dalam mengangkat tenaga tetapi ini karena ini ada atau tidak ada produksi, gaji harus tetap di bayar. Umumnya, mereka ini adalah tenaga pengelola inti untuk wakil Anda bila Anda hanya bertindak sebagai pemilik dan jumlah ayam yang dipelihara tidak banyak. Selain itu, ada tenaga kerja tidak tetap yang biasanya dikenal dengan buruh harian. Upah mereka di hitung hari per hari. Tidak masuk sehari, upahnya akan di potong. Mereka dibayar dalam hitungan hari walaupun upahnya kelak dibayar tiap akhir pekan.
Untuk yang terakhir ini, dibagilagi dengan tenaga borongan atau kerja kontrak kerja. Umumnya, buruh harian digunakan untuk pekerjaan kasar yang bersifat temporer.
Karena umumnya peternakan mempunyai sifat fluktuatif dalam produksi dan pemasaran, sistem buruh harian inilah yang ternyata lebih mendominasi jumlah tenaga kerja di suatu peternakan ayam. Bila suatu saat pasaran lesu dan aktivitas dikurangi, dengan mudah mereka diberhentikan karena memang perjanjiannya sebagai buruh harian.

Saturday 8 February 2014

PANDUAN PEMBUATAN KANDANG AYAM YANG BAIK

Pada kesempatan ini Rumah Peternakan akan menjelaskan tentang pemilihan sistem kandang ayam yang baik melanjutkan dari sebelumnya tentang cara memulai usaha ternak ayam kampung.

Sistem Kandang Alas Litter Seumur Hidup

Sistem kandang dapat berupa kandang besar seperti kandang ayam broiler, kandang susun, atau kandang panggung. Kandang merupakan tempat ayam berada selama seumur hidup, mulai dari anak ayam hingga masa bertelur. Semakin bertambah usia ayam, kepadatan kandang semakin diperluas sesuai pertumbuhannya. Kandang sistem ini tidak mempergunakan kandang khusus anak ayam. Kandang dibangun, dibersihkan, lalu dipersiapkan peralatannya. Masa awal sudah dapat dimulai dengan masuknya anak ayam. sistem ini umumnya digunakan untuk beternak secara intensif yang dilakukan pada peternakan ayam broiler. Variasi dari sistem kandang ini adalah sistem kandang berhalaman. Dengan menggunakan sistem kandang ini, harus di siapkan halaman di tiap kelompok, bukan di tiap kandang. Setiap kelompok yang terdiri dari dua kandang, cukup disediakan  satu halaman di bagian depan muka tiap kandang yang menyatu.
Sistem halaman seperti ini umumnya untuk ayam kampung hias dan kegemaran, seperti ayam pelung, ayam bangkok, dan ayam bekisar, atau ayam kampung super. Kandang dengan sendirinya berfungsi untuk tempat beristirahat dan bertelur apabila tiba saatnya. Sistem halaman ini emang efektif ketika ayam memasuki usia dewasa atau sekitar 2,5 bulan. Kelebihan menggunakan sistem kandang litter  seumur hidup adalah memberikan keleluasaan ayam beraktivitas, khususnya pada kandang berhalaman. Sistem pemeliharaan seperti ini juga lebih tepat diterapkan dengan ayam kampung komersial, khususnya ayam kampung pedaging. Akan tetapi, kelemahan dari sistem kandang ini adalah membutuhkan areal yang luas, terlebih lagi pada sistem kandang berhalaman.

Sistem kandang kotak cage

Kandang kotak cage dapat dibuat dari kawat atau bambu. Apabila menggunakan sistem kandang ini, harus disiapkan pula kandang anak ayam terlebih dahulu. Ayam-ayam tersebut di masukan ke dalam kotak-kotak cage setelah lepas masa remaja. Kandang yang di bangun hanya untuk melindungi kotak-kotak cage tersebut. Fungsi kandang ini hampir sama dengan kandang ayam ras petelur. Pembangunan kandang  tidak begitu penting, yang terpenting adalah menyiapkan pemeliharaan anak ayam dan ayam remaja. Kandang dapat di buat sederhana dengan tiang dari balok dan atap dari genting. dindingnya dapat menggunakan kawat atau bilah babu agar binatang-binatang penyebar penyakit seperti burung gereja, tikus, dan siput tidak dapat masuk.
Keuntungan menggunakan sistem kandang kotak cage adalah dapat menghemat luas areal tanah. Sistem kandang kotak cage dapat menampung ayam peliharaan dengan jumlah lebih banyak dibandingkan dengan sistem kandang litter dengan luas area yang sama. Namun, biaya investasi yang dikeluarkan lebih besar karena harus membuat kandang anak ayam, kotak-kotak cage, dan kandang pelindung kandang cage.
Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem kandang, akan memudahkan menentukan sistem kandang yang paling tepat. Penentuan sistem itu kelak akan menentukan peralatan dan modal kerja yang harus di persiapkan. Salah satunya dapat dipilih untuk dipergunakan, sesuai situasi dan kondisi di peternakan atau lokasi peternakan itu akan di buka. Perlu di ketahui bahwa kandang tingkat dapat juga beralasan litter dan dapat di buat hingga tiga tingkat. Per unit dengan tiga tingkat dapat menjadi satu kelompok. Cara seperti itu dapat dipergunakan untuk peternakan ayam sekala kecil sampai menegah di pinggiran kota dan pedesaan dengan areal tanah terbatas. Umumnya mereka mengombinasikannya dengan sistem halaman.
Selanjutnya, yang perlu di rancang sebelum kandang di bangun adalah bahan bangunan pembuat kandang. Ada dua pertimbangan untuk itu, yaitu dibuat dengan biaya murah yang tahan lama, kecuali bila di seratkan bahan-bahan kimia pembantu. Jadi, pilihan sesuai dengan tujuan beternak. Bahan yang baik memang lebih mahal, tetapi tahan lama dan nlai baliknya menjadi lebih bermanfaat karena kandang dapat dipergunakan berkali-kali. Usaha peternakan ayam kampung yang masa produksinya dapat mencapai 1,5 tahun, belum mencapai titik impas bila hanya dua atau tiga kali masa produksi, apalagi dalam situasi pasaran lesu dan jumlah yang dipelihara kecil pula.
Bahan bangunan yang murah memang menyebabkan kandang yang di idamkan cepat terwujud. Akan tetapi, perlu di ingat bahwa kandang sederhana tidak identik dengan murahan. Hal yang penting adalah memilih bahan dan membangun kandang sesuai tujuan beternak ayam kampung.

Saturday 1 February 2014

CARA MEMULAI USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG

 Persiapan Beternak

Beternak merupakan suatu kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan sehingga mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Beternak dapat mempunyai arti dengan membuka usaha, yaitu menanamkan sejumlah uang disertai pengorbanan lain yang dikeluarkan selain uang tersebut. Olehh karena itu, diperlukan suatu persiapan yang tepat sebelum beternak agar usaha ini tidak kandas di tengah jalan.

Tujuan Beternak Ayam Kampung

Beternak ayam kampung merupakan suatu bentuk aktivitas pengelolaan untuk memperoleh manfaat dari ayam kampung sebagai sasarannya. Usaha peternakan merupakan suatu tindakan beternak dengan menerapkan prinsip-prinsip usaha. Dalam setiap usaha, begitu pun usaha peternakan ayam kampung, diperlukan suatu penetapan tujuan terlebih dahulu.
Suatu usaha agribisnis seperti peternakan  harus mempunyai tujuan. Tujuan ini berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak, baik itu salah atau benar. Contoh tujuan peternakan adalah tujuan komersial, yaitu sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila tujuan ini yang di tetapkan, segala prinsip ekonomi perusahaan baik ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi, dan manajemen harus diterapkan. Namun, apabila peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu luang, tujuan utama bukanlah merupakan aspek komersial, tetapi harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali.
Dalam beternak ayam kampung, perlu dipersiapkan beberapa hal, di antaranya adalah penetapan tujuan beternak, seperti beternak sebagai penghasil daging atau penghasil telur. Penentuan tujuan ini penting karena akan menentukan cara memelihara dan manajemennya, termasuk dalam pemilihan induk. Selain menetukan tujuan komoditas yang akan diproduksi, penentuan maksud beternak juga penting, yaitu beternak hanya sekedar mengisi waktu luang, memanfaatkan tanah yang kosong, atau beternak sebagai sumber penghasilan keluarga.

Untuk Mengisi Waktu Luang

Beternak ayam kampung dengan tujuan untuk mengisi waktu luang banyak dilakukan oleh para pensiunan. Kepuasan dengan melakukan kesibukan di bidang peternakan merupakan manfaat yang dapat diperoleh. Bila beternak hanya untuk mengisi waktu luang maka kepuasan yang dicapai adalah kepuasan mengisi waktu dengan kesibukan sehari-hari mengurus ternak. Kepuasan ini juga merupakan nilai ekonomi yang tidak dapat di ukur secara kuantitatif atau dengan angka. Apabila waktu luang sudah tidak ada lagi akibat sibuk dengan urusan ayam kampung maka saat itulah dikatakan bahwa kegiatan beternak sudah memberikan hasil yang maksimum. Ini setara atau lebih besar dari nilai yang telah dikeluarkan. Selain kepuasan tersebut, beternak juga menambah hasil berupa telur atau anak ayam atau daging walaupun bukan target utama dari beternak tersebut.

Untuk Memanfaatkan Tanah Yang Kosong

Tujuan ini pun banyak dilakukan orang. Umumnya, orang memanfaatkan tanah kosongnya sehingga pajak bumi dan bangunannya dapat di bayar dari hasil beternak. Aktivitas beternak tersebut juga dapat menghindari penyerobotan tanah.

Untuk Mendapatkan Keuntungan (Mencari Nafkah)

Bila tujuan ini sudah ditetapkan, usaha peternakan ayam kampung yang dijalankan akan menerapkan kaidah-kidah usaha. Keuntungan berupa ekonomi merupakan target utama yang harus dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukan dengan banyaknya nilai ekonomi yang dihasilkan dari peternakan yang dijalankan. Beternak ayam kampung untuk mendapatkan keuntungan harus jelas dalam menjalankannya sebab ada kaitannya degan pengelolaan keuangan.

Penentuan Lokasi

Langkah selanjutnya setelah niat untuk beternak ditentukan adalah menentukan lokasi. Penentuan lokasi penting dilakukan karena usaha peternakan memerlukan suatu areal khusus karena sifat dan kondisi fisiologis yang menentukan demikian.
Besar atau kecilnya usaha peternakan ayam kampung tetap membutuhkan suatu lokasi agar benar-benar membawa manfaat buat peternak. Bila memelihara satu atau dua ekor memang tidak menjadi masalah, tetapi bila sudah puluhan atau ratusan ekor tentu harus dipikirkan suatu lokasi yang tepat. Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan sebelum memilih lokasi peternakan ayam.
Ayam kampung seperti unggas pada umumnya, apabila dipelihara dalam jumlah besar, menimbulkan gangguan pada lingkungan sekitarnya. Gangguan tersebut dapat berupa suara ayam, kotoran ayam, pakan, serta lalulintas pengangkutan produksi dan sarana produksi. Lingkungan juga dapat berdampak buruk bagi ayam itu sendiri. Misalnya, berperan dalam perpindahan penyakit yang dapat memusnahkan seluruh ayam yang ada. Faktor kedua inilah yang menyebabkan lokasi peternakan tidak boleh terlalu dekat dengan keramaian masyarakat. Selain itu, masyarakat yang berada di sekitar dapat pula menyebabkan gangguan keamanan peternak.
Syarat-syarat lokasi yang dipilih dalam beternak ayam kampung adalah sebagai berikut.
  1. Lokasi peternakan tidak jauh dari daerah pemasaran hasil dan atau tidak jauh dari tempat pengadaan faktor produksi. Apabila keduanya tidak dapat di peroleh secara bersamaan maka yang diutamakan adalah dekat dengan lokasi pengadaan faktor produksi. Apabila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembeli mengambil sendiri ke lokasi peternakan atau pengumpul yang akan datang ke peternakan.
  2. Lokasi peternakan hendaknya jauh dari keramaian, tetapi ada jalur transportasi dan komunikasi. Lokasi yag memenuhi persyaratan ini yait daerah di pinggiran kota atau di desa-desa. Keramaian akan mengganggu ternak dan sebaliknya. Sementara itu, jalur transportasi berguna untuk memudahkan pemasaran hasil dan penyediaan faktor produksi.
  3. Lokasi peternakan hendaknya memperhatikan tata guna tanah dari pemerintah daerah setempat, terutama untuk peternakan yang akan berlangsung lama. Penentuan tata lokasi ini diperlukan karena suatu kawasan akan terus berkembang sesuai dengan peruntukannya. Lokasi peternakan yang dipilih, peruntukan ke depannya bukan sebagai pusat perkantoran atau permukiman penduduk. Namun, apabila peternak hanya sekedar untuk memanfaatkan tanah kosong sambil menunggu harga tanah naik, hal tersebut tidak perlu terlalu diperhatikan.
  4. Lokasi peternakan hendaknya mempunyai fasilitas fisik yang memadai, di antaranya cukup air, tidak di bawah lembah atau bukit, dan mempunyai masa depan sebagai lokasi agribisnis yang baik.
Penentuan lokasi tersebut sangat diperlukan apabila usaha peternakan benar-benar akan dijadikan bisnis yang diharapkan dapat terus berkembang. Apabila terdapat banyak alternatif pilihan lokasi, peternak perlu memilih salah satu yang sesuai serta perlu diperhitungkan pula biaya oportunitasnya (oportunity cost). Apabila semua faktor sama-sama dapat mendukung tujuan,dipilih lokasi dengan biaya oportunitas terendah.
Tata letak perkandangan suatu peternakan ayam mempunyai pengaruh terhadap jarak tempuh pekerja kandang dalam bekerja, jarak tempuh yang terlalu panjang akan mengakibatkan turunnya produktivitas pekerja kandang dan meningkatkan pengeluaran biaya tenaga kerja. Semakin pendek jarak tempuh yang di lalui pekerja kandang dalam bekerja, semakin efisien tata letak perkandangan tersebut (Mc Adle, 1992).
Setelah lokasi telah ditentukan, langkah berikutnya adalah merancang kondisi fisik peternakan. Untuk keperluan fisik kandang yang terpenting adalah kandang dan perkandangan. kandang dan perkandangan tersebut harus direncanakan dengan matang agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Dalam membangun kandang dibutuhkan perencanaan produksi. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan perlu melihat masalah produksi dan sistem produksi dalam perencanaan lebih dulu.

Sistem Produksi Berkesinambungan

Sistem beternak yang baik dalam suatu peternakan komersial ilah dengan melaksanakan sistem produksi yang berkesinambungan. Sistem produksi berkesinambungan berarti produksi ayam kampung, baik telur maupun ayam hidup tidak terputus. Oleh karena itu, diperlukan beberapa angkatan produksi. Tiap angkatan tersebut sudah dirancng, baik waktu dan jumlah ayamnya agar sesuai dengan pangsa pasar yang tepat. Pembangunan kandang, perkandangan, jumlah ayam yang ada di dalamnya, dan waktu pemeliharaan perlu disesuaikan dengan saat pemasaran yang telah diterima oleh pasar atau yang telah disepakati antara peternak dengan pembeli.
 Sistem produksi tersebut mempunyai dua aspek, yaitu aspek makro dan aspek mikro. Sistem produksi makro berkaitan dengan kandang dan perkandangan. Hal tersebut meliputi cara memelihara yang dibagi atas sistem kandang terkurung seumur hidup, sistem kandang berhalaman, dan sistem kandang swalayan. Selanjutnya, hal yang bertalian dengan kelanggengan produksi dan perkandangan adalah produksi berkesinambungan dan sistem terputus.
Sistem produksi kesinambungan merupakan suatu cara beternak yang menjamin pasokan telur dan ayam hidup secara tetap tanpa terputus. Hal ini sesuai dengan sifat produksi ayam kampung. Hal yang perlu diperhatikan adalah usia pertama pertamakali bertelur, kemampuan produksi total, dan lama istirahat bertelur. Usia apkir menentukan ayam kampung yang sudah dapat dijual. Usia pertamakali bertelur akan menenukan angkatan produksi dan jumlah kandang per angkatan. kemampuan produksi dan lama masa istirahat akan menentukan jumlah ayam yang akan dipelihara. Ciri khas satu klompok kandang adalah semuanya berusia sama. Apabila kondisi permukaan tanah memungkinkan, dalam satu angkatan dapat dimasukan kedalam satu kandang. Akan tetapi, apabila kondisi permukaan tanah tidak memungkinkan, satu kelompok kandang dapat terdiri lebih dari satu kandang, dapat dengan sistem alas liter atau alas kotak cage.
Banyaknya klompok kandang atau angkatan produksi dapat ditentukan dengan melihat usia pertama kali bertelur. Rata-rata ayam kampung bertelur untuk pertama kalinya pada umur 5 bulan. Untuk memperoleh produksi berkesinambungan, harus di buat lima kelompok kandang. Apabila cara ini diterapkan dengan baik dan sesuai, akan diperoleh produksi terus-menerus tanpa ada angkatan yang kosong. Tiap saat ada angkatan yang menghasilkan telur dan adapula yang dijual. Cara seperti ini dapat pula diterapkan dalam peternakan kecil dengan kandang susun per kelompok. banyaknya ayam yang harus dipelihara per angkatan dapat diketahui dari banyaknya daya serap pasar.
Sebelum mulai beternak, peternak harus melakukan riset pasar terlebih dahulu. Jangan sampai terjadi telur dan ayam sudah ada, tetapi belum ada pembeli. Sebelum memulai suatu usaha, harus diketahui besarnya pangsa pasar telur ayam kampung dan ayam kampung hidup yang mungkin dapat dikuasai. Hasil survai tersebut digunakan untuk merancang produksi telur, jumlah ayam yang akan di pelihara, dan kebutuhan luas kandang yang harus disiapkan.
Langkah-langkah oprasional untuk mengetahui pangsa pasar, yaitu melalui riset pasar sederhana yang melipui hal sebagai berikut.
  1. Memperoleh kemampuan beli dari pengecer (dapat berupa pedagang ayam kampung eeran di pasar, restoran masakan padang. atau restoran ayam goreng tradisional yang potensial)
  2. Memperoleh kemampuan beli dari pedagang pengumpul yang rajin berkeliling dari satu peternakan ke peternakan lain.
  3. Memperoleh informasi langsung dari pasar-pasar yang dilakukan oleh peternak sekala menengah dan besar.
Sebagai contoh, suatu peternakan ayam kampung memperoleh permintaan telur ayam kampung sebanyak 450 butir per minggu. Setelah diketahui jumlah permintaan pasar, selanjunya mulai di rancang langkah-langkah yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.
  1. Memperhatikan kemampuan bertelur ayam kampung. Ayam kampung dalam pemeliharaan yang baik mampu bertelur 100 butir/tahun, sedangkan dalam keadaan yang kondisional sekitar 75 butir/tahun. Angka produksi telur tersebut dapat digunakan sebagai dasar perhitungan awal.
  2. Produksi per tahun tersebut kemudian dijadikan produksi telur per minggu. Hasil perhitungan tersebut kemudian menjadi produksi telur per minggu per ekor.
  3. Jumlah permintaan pasar atau bagian yang mampu dijual dibagi dengan produksi telur per minggu per ekor. Hasil yang di peroleh sama dengan jumlah ayam yang harus dipelihara per kelompok. Jumlah tersebut tidak seluruhnya mampu memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, dibentuk lima kelompok yang sama dan berkesinambungan dengan selisih satu bulan antarkelompok. Dengan demikian, diharapkan tiap bulan terdapat telur ayam kampung yang dapat di jual ke pasar sesuai dengan permintaan.
Setelah itu, dapat juga dirancang jumlah ayam potong setelah masa bertelur menyusut.

Perancangan Kandang

Luas kandang yang dibutuhkan apabila pembuatan kandang memakai sistem lantai litter atau sistem halaman adalah dengan cara membagi jumlah ayam yang dipelihara dengan jumlah ayam per meter  persegi. Namun, apabila memakai sistem kandang kotak (cage) maka luas kandang yang di butuhkan diperoleh dengan cara membagi jumlah ayam yang dipelihara dengan jumlah ayam per kotak. Luas kandang dapat juga diperoleh dengan mengaitkan angka jumlah ayam dengan angka kepadatan kandang. Setelah luas kandang diperoleh, panjang kandang yang di butuhkan dapat di tentukan. Lebar kandang sudah tetap, yaitu 4 pada sistem kandang terkurung, sedangkan untuk sistem lantai cage, lebar kandang perlindunganya maksimal 6 m. luas kandang di tentukan sebagai berikut
lebar x panjang = luas kandang
4 x panjang = luas kandang
panjang = luas kandang/4
Pembangunan kandang berdasarkan ukuran tersebut disesuaikan juga dengan permukaan tanah yang tersedia.Sebagai contoh, tanah yang tersedia sepanjang 20 m. Panjang tanah tersebut kemudian di bagi menjadi dua sehingga diperoleh dua kandang per kelompok dengan panjang kandangnya masing-masing 10 m. Banyaknya kelompok minimal 5 kelompok. Banyaknya kelompok di tentukan oleh pangsa pasar serta ketersediaan tanah. Jarak antarkelompok minimal 6 m. karena adanya perbedaan kelompok usia dengan penempatan tertua di kelompok pertama dan termuda di kelompok terakhir.
Peternakan ayam kampung sekala kecil biasanya mempergunakan kandang susun atau kandang panggung. Lebar kandang maksimal 2,5 m. Antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain di buat celah sekitar 25 cm untuk penampung tinja atau untuk ventilasi kandang alas litter. Cara menghitung kotak untuk kandang beralaskan cage, yaitu dengan melihat kapasitas tampung kotak cage tersebut. Kotak dengan ukuran 30 cm x 40 cm x 55 cm dapat menampung tiga ekor ayam kampung dewasa. Banyaknya kotak cage yang harus di siapkan diperoleh dengan cara jumlah ayam yang dipelihara dibagi tiga.
Setelah perancangan disusun matang, selanjutnya persiapan pembuatan kandang dan perlengkapan. Beberapa pedoman yang perlu di perhatikan dalam pembuatan kandang adalah sebagai berikut
  • Bahan baku yang di gunakan
 Bahan baku yang digunakan dipilih dengan kualitas yang baik. Bahan-bahan dilapisi dengan bahan anti lapuk atau anti rayap agar lebih awet. Bahan untuk tiang kandang cukup bambu, balok dan sejenisnya, tidak perlu memakai beton atau tiang besi. Dinding tiang kandang cukup dari kawat. Atap cukup dari genting biasa yang murah serta cukup kuat.
  • Penempatan kandang
Kandang ditempatkan membujur dari utara ke selatan sehingga sisi kanan dan kiri kandang mengarah ke matahari terbit dan terbenam sehingga sinar matahari pagi dan sore bisa masuk ke dalam kandang. Selain itu, hembusan angin juga dengan bebas dapat masuk ke dalamnya sehingga kelembapan kandang yang sering menjadi masalah di daerah tropis seperti Indonesia dapat diatasi. Indonesia sebagai negara yang berada di khatulistiwa dengan ciri udara panas, tapi lembap. Kelembapan dapat mencapai 90% bahkan lebih di musim hujan. Kandang tersebut yang menyebabkan ayam kampung sering terserang snot atau pilek ayam, berak darah atau berak kapur. Kelembapan semakin bertambah tinggi apabila sinar matahari tidak masuk ke dalam kandang. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai kutu atau parasit lainnya berkembang biak di kandang.Oleh karena itu, sinar matahari pagi dan sore hari harus masuk ke dalam kandang. Bagian memanjang kandang baiknya menghadap ke sinar matahari pagi dan sore hari agar masalah kelembapan kandang terutama di musim hujan dapat teratasi. Arah dan susun kelompok kandang dengan sisi melebar di tempatkan saling berhadapan dan dihubungkan dengan jalan. Apabila ada lima kelompok, empat kelompok bisa saling berhadapan dan satu lagi tepat di ujung jalan penghubung. prinsip tersebut lebih dikenal  dengan prinsip sirip daun dengan harapan memudahkan kerja dan pengawasan seluruh kelompok dengan sekali pandang  dan kemudahan pekerja dalam memasok segala kebutuhan. Dengan demikian, pekerja tidak terlalu lelah dan memungkinkan pencegahan penyebaran penyakit.
  • Lingkungan peternakan
Peternakan ayam kampung khususnya dengan kandang berupa kotak-kotak cage sering menimbulkan bau. Bau tersebut dapat di sebabkan oleh rancangan kandang serta perawatan kebersihan yang tidak di jalankan dengan baik. Bau kotoran yang menusuk tersebut lebih sering terjadi pada pemeliharaan ayam kampung dewasa dengan sistem lantai cage, baik itu yang terbuat dari bambu atau kawat. Kotoran tersebut tertampung di baki kotoran  dan semakin lama semakin banyak. Kotoran tersebut menimbulkan bau serta mengundang lalat masuk ke kandang. Bau kotoran ayam kampung yang dipelihara di atas lantai cage dapat di atasi dengan dua cara. pertama, Membersihkan kotoran minimal sebulan sekali. Kotoran di kumpulkan kemudian di manfaatkan sebagai pupuk organik, atau biogas. Kedua, menaburi kotoran dengan kapur dan tumpukan arang batok di atasnya setiap dua minggu sekali. Kotoran merupakan sumber pendapatan. Selain dapat di jual sebagai pupuk organik, kotoran tersebut dapat di gunakan sebagai biogas. Kandang sebagai alas litter, alas litternya dapat di gunakan sebagai pupuk kandang setelah ayam di apkir. Hal penting selain masalah di atas adalah kebutuhan modal. Bentuk sistem kerja di peternakan  berdasarkan asal modal, di antaranya sebagai berikut
  • Sistem pinjaman dari bank
 Usaha peternakan ayam kampung termasuk usaha yang membutuhkan waktu untuk memperoleh hasil. Hal tersebut karena ayam kampung baru bertelur atau berproduksi rata-rata pada usia lima bulan. Titik impas baru dapat terlihat dalam enam kali masa produksi dengan catatan semuanya lancar. Beberapa hal yang harus di pertimbangkan adalah masa pengambilan, masa tenggangnya, masa cicilan bunga, dan utangnya.
  • Sistem kerja sama
Sistem kerja sama, peternak yang memiliki pengetahuan dan keterampilan beternak ayam kampung tetapi tidak mempunyai uang untuk membangun kandang dan modal kerja lainnya. Kemitraan juga sesuai diterapkan dalam sistem ini. Namun, hal ini lebih baik dijelaskan dahulu wujud kerja samanya. Sistem kerja samanya dapat berupa sistem saham, sistem bagi hasil, atau sistem yang lain yang sesuai kesepakatan bersama. Sistem kemitraan ini memungkinkan penyelesaian semua masalah yang terjadi untuk di tanggung bersama.
  • Sistem kontrak kerja
 Sistem ini sama dengan sistem meminjam dari bank, yang berbeda adalah wujudnya, yaitu berupa materi atau sumber daya. Pemanfaatan modal sendiri secara bertahap dapat dilakukan apabila peternak membangun peternakan kecil secara bertahap serta tergantung pada ketersediaan modal. Pembangunan peternakan dilakukan per kelompok, tidak langsing dalam satu waktu. Sebagai contoh, kelompok 1 dibangun, dibersihkan, dipasang pagar, dan di isi dengan ayam dahulu. Setelah ada uang, kelompok 2 dibangun dan seterusnya. pengembangan dapat dilakukan dengan membuka cabang peternakan baru. Hal yang perlu diperhatikan adalah perencanaan, sedangkan pelaksanaan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
Kelompok 1 dapat dibangun setelah permasalahan modal jelas dan peternakan telah dipersiapkan. Setiap kelompok dapat terdiri dari satu atau lebih kandang. Satu kelompok dapat lebih dari satu kandang bertingkat, tergantung pada rencana isi ayam. Pembangunan kelompok dimulai dari bagian terujung terlebih dahulu apabila ara bertahap yang dipilih untuk digunakan. Kelompok yang paling barat dibangun paling terakhir apabila bagian muka peternakan berada di sebuah timur. Hal tersebut dimaksudkan agar kelak kelompok yang sudah ada ayamnya tidak terganggu oleh pembangunan kelompok berikutnya. Namun demikian, ada satu kelemahan dalam pembangunan kandang secara bertahap ini, yaitu bangunan serta pekerja kandang dapat menjadi perantara perpindahan penyakit. Sisi kelemahan ini harus dapat di antisipasi terlebih dahulu secara tepat. Cara yang dapat ditempuh dengan memagari wilayah apabila kandang pada kelompok pertama telah usai. Setiap kelompok kandang harus dipagari karena pada setiap kelompok memiliki usia yang berbeda dengan kelompok lainnya. Hanya pada kelompok yang sama dan usia ayam sama pula, kandang dapat terdiri dari dua unit atau dua susun. Pagar tersebut juga berfungsi untuk menghindari perpindahan penyakit dari ayam dewasa yang lebih tahan ke ayam yang lebih muda atau rentan.
Sistem kandang atau pemeliharaan yang hendak dijalani harus diketahui karena bertalian kuat dengan perencanaan dan penggunaan kandang kelompok 1 yang dibangun tersebut.