Saturday 1 March 2014

PELUANG BISNIS BUDIDAYA

Peluang Usaha Budidaya Gurami

Gurami merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari karena kelezatannya. Dagingnya yang tebal dan gurih menjadikan ikan konsumsi ini banyak digemari oleh banyak orang. Meskipun harganya relatif mahal, penggemar ikan ini tidak berkurang, bahkan semakin bertambah dari hari ke hari. Buktinya, semakin banyak rumah makan dan restoran yang menjadikan aneka olahan gurami sebagai menu andalannya, baik rumah makan tradisional maupun restoran papan atas. Selain itu, kebutuhan pasar tradisional dan supermarket terhadap komoditas gurami juga mulai meningkat. Hingga saat ini, pasokan gurami hanya mengandalkan dari beberapa sentra budi daya, seperti parung dan Ciamis (Jawa Barat), Cilacap, Banyumas (Jawa Tengah), Tulungagung, dan Blitar (Jawa Timur). Pasokan dari berbagai daerah ini nyatanya masih belum belum bisa memenuhi semua permintaan. Karena itu, peluang usaha budi daya gurami masih terbuka lebar bagi Anda yang akan memulainya.

Harga Stabil, Tetapi Pasokannya Kurang

Permintaan gurami ukuran konsumsi di beberapa daerah masih cukup besar. Misalnya, permintaan pasar lokal di Jakarta dapat mencapai 120 ton/hari. Bahkan, permintaan pasar untuk gurami ukuran konsumsi di Yogyakarta yang hanya 5 ton/hari baru bisa di penuhi pembudidaya sekitar tujuh persennya. Berbagi sentra budi daya gurami maupun pengepul di berbagai daerah umumnya masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan yang datang. Selain itu, permintaan benih juga cukup besar. Permintaan benih ukuran silet di Yogyakarta dari satu daerah seperti Bogor bisa mencapai 10.000 ekor/hari.
Karena tingkat permintaan yang tetap tinggi, harga benih dan gurami ukuran konsumsi relatif setabil. Di Yogyakarta, harga gurami ukuran konsumsi di tingkat pembudidayaan mencapai Rp 22.000/kg. Kondisi harga ini menunjukan semakin meningkatnya harga gurami. Pasalnya, sekitar tiga tahun yang lalu, harga di tingkat pembudidayaan hanya Rp 17.000-Rp 18.000/kg. Sementara, di Kalimantan harga gurami ukuran konsumsi dapat mencapai Rp 40.000/kg atau bahkan lebih. Apalagi di tahun sekarang harga gurami semakin naik dan naik.

Peluang Usaha Setiap Segmen Budi Daya

Secara garis besar, segmen budi daya gurami terbagi atas pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Pembenihan meliputi kegiata pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva.
Segmen pendederan gurami terbagi atas empat bagian, yaitu pendederan I, II, III, dan IV. Pendederan I merupakan pemeliharaan larva hingga mencapai benih ukuran kuku (1-2 cm). Pendederan I biasanya dilakukan selama satu bulan. Sementara itu, pendederan II merupakan pemeliharaan benih ukuran kuku hingga mencapai ukuran silet (7-8 cm). Pendederan II dilakukan selama 2-3 bulan. Pendederan III merupakan pemeliharaan gurami ukuran silet hingga mencapai ukuran 3-4 jari (50 gram/ekor). Pemeliharaannya dilakukan selama 3-4,5 bulan. Pendederan IV adalah pemeliharaan gurami ukuran 50 gram/ekor. hingga 250 gram/ekor. Pendederan IV dilakukan selama 6-8 bulan.
Sementara itu, pembesaran gurami bertujuan menghasilkan gurami ukuran konsumsi, yaitu pemeliharaan gurami ukuran 250 gram/ekor hingga mencapai ukuran 700-800 gram/ekor. Periode pembesaran berlangsung selama 5-7 bulan.
Perbedaan lama waktu budi daya setiap segmen pemeliharaan tergantung atas teknis budi daya yang dilakukan. Budi daya sistem konvensional seperti pemberian pakan yang kandungan proteinnya  tidak di sesuaikan dengan kebutuhan gurami atau hanya memberikan pakan 'seadanya' akan semakin memperlama masa budi daya. Terlebih, tidak ada perlakuan khusus seperti pada budi daya intensif, misalnya pemberian probiotik di kolam dan pakan. 
Adanya beberapa segmen tersebut dapat membantu pembudidaya untuk memilih salah satu jenis usaha. Pemeliharaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh modal yang dimiliki dan pertimbangan jangka waktu perputaran modalnya. Patokan segmen budi daya di atas tidak mengikat untuk setiap daerah. Pasalnya, benih gurami dapat dijual berbagai ukuran, tergantung atas permintaan masing-masing daerah.
Dari lima segmen budi daya, salah satu segmen usaha yang paling cepat perputaran modalnya adalah usaha pendederan II, yakni budi daya benih dari ukuran kuku ke silet. Pasalnya, waktu budi daya  hanya tiga bulan menggunakan sistem konvensional. Bahkan, jika menggunakan sistem budi daya intensif, periode pemeliharaannya hanya dua bulan. Bahkan, perputaran modal untuk usaha penetasan telur gurami lebih singkat, hanya 20-40 hari. Sebagai gambaran, harga beli telur gurami sekitar Rp 30/butir. Pada saat benih berumur 20 hari dapat di jual dengan harga Rp 70/ekor, sedangkan benih berumur 40 hari dapat dijual dengan harga Rp 150/ekor.

Catatan Penting

Pemilihan salah satu segmen usaha gurami yang akan dijalankan harus mempertimbangkan aspek pasokan dan pasar penyerap hasil budi daya. Misalnya, pembudidaya memilih segmen pembesaran benih ukuran kuku hingga silet, maka pembudidaya harus jelas mengetahui dari mana mendapatkan sumber benih ukuran kuku dan pastikan mengetahui pasar untuk menjual benih ukuran silet.

0 komentar:

Post a Comment