Saturday 5 April 2014

RAHASIA SUKSES BUDI DAYA GURAMI

Jenis-Jenis Gurami

Sebelum memulai budi daya sebaiknya petani mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis gurami. Pengetahuan ini penting untuk melihat tingkat pertumbuhan dan produktivitas gurami.
  • Gurami Soang 
Jenis gurami ini banyak di budi dayakan di sentra budi daya gurami di Ciamis. Keunggulan gurami soang adalah pertumbuhan badannya yang besar, hingga mencapai 8 kg/ekor dan ukuran badannya relatif panjang (sekitar 65 cm). Selain itu, telur yang dihasilkan juga relatif banyak, mencapai 5.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami soang di antaranya warna tubuh umumnya putih abu-abu dan sisiknya relatif lebar.
  • Gurami Porselen
Produktivitas bertelurnya cukup tinggi dibandingkan dengan gurami jenis lain, yakni mencapai 10.000 butir sekali bertelur. Gurami porselen termasuk jenis gurami yang diunggulkan. Tubuh gurami porselen berwarna merah muda cerah. Ukuran kepalanya relatif kecil. Berat indukan dapat mencapai 1,5-2 kg/ekor
  • Gurami Baster
Sama halnya dengan gurami soang, jenis gurami ini memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat. Sayangnya, jumlah telur yang dihasilkan indukan maksimum hanya 3.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami baster di antaranya warna tubuh agak kehitaman, memiliki sisik yang besar, dan kepalanya berwarna putih.
  • Gurami Blausafir
Bobot maksimum gurami blausafir dapat mencapai 2 kg/ekor. Produktivitas bertelurnya sekitar 5000-7.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami blausafir mirip dengan gurami jenis lain. Warna tubuhnya merah muda cerah. Salah satu antara gurami ini berada di banjarnegara, Jawa tengah.
  • Gurami Jepun
Gurami jepun sering disebut juga sebagai gurami jepang. Panjang maksimum gurami ini sekitar 45 cm dan bobotnya mencapai 3,5 kg. Gurami jepun memiliki sisik berukuran kecil. Warna tubuhnya abu-abu kemerahan, terutama di ujung siripnya.
  • Gurami Kapas
Ciri khas gurami kapas terletak pada warna tubuhnya yaitu putih keperakan seperti kapas. Gurami ini relatif cepat dan mampu menghasilkan telur sekitar 3.000 butir sekali bertelur. Gurami kapas memiliki sisik berukuran besar dan kasar.
Beberapa jenis gurami lain yang di kenal adalah gurami paris dan gurami batu. Namun, kedua jenis gurami ini kurang potensial dibudidayakan sebagai gurami konsumsi karena pertumbuhannya lambat.

Persyaratan Budi Daya

Lokasi yang cocok sebagai tempat budi daya gurami di kolam terpal yang diberi alas sekam adalah daerah yang berada di ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu, upayakan agar fluktuasi suhu di lokasi budi daya tidak terlalu tinggi. Untuk mengatasi permasalahan suhu, Rumah Peternakan menemukan solusinya, yakni dengan menaburkan sekam di dasar kolam. Selain upaya tersebut, khusus di kolam pemijahan dan pendederan I perlu diberi naungan atau peneduh. Tujuannya agar air kolam tidak terkena sinar matahari langsung, sehingga diharapkan fluktuasi suhu tidak terlalu tinggi.
Perlakuan ini berbeda untuk kolam pendederan II hingga kolam pembesaran gurami. Kolam-kolam ini justru harus terbuka agar sinar matahari masuk ke dalam kolam. Jika kolam tertutup naungan, suplai oksigen di dalam air kolam akan berkurang. Meskipun gurami tidak terlalu tergantung pada pasokan oksigen, tetapi pasokan oksigen yang lebih banyak tetap dibutuhkan agar pertumbuhan gurami menjadi lebih baik. Masuknya cahaya matahari secara langsung ke dalam kolam mampu meminimalkan munculnya jamur atau bibit penyakit.
Selain kondisi suhu yang setabil, gurami juga menginginkan pH yang ideal (sekitar 6,5-7) bagi pertumbuhannya. Syarat lainnya, air yang digunakan untuk budi daya merupakan air bersih yang tidak mengandung bahan berbahaya, seperti bahan kimia.

Perlengkapan Pemijahan

  • Sosog
Sosog merupakan tempat penjantan membuat sarang saat memijah. Sosog terbuat dari anyaman bambu dengan diameter 25-30 cm dan panjang sekitar 50 cm. Secara alami, gurami pejantan akan memasukan substrat sarang kedalam sosog. Setiap sosog biasanya digunakan oleh satu betina. Selain menggunakan sosog yang terbuat dari anyaman bambu, ada juga peternak yang memanfaatkan tempat sampah yang terbuat plastik sebagai pengganti sosog.
  • Substrat Sarang
Substrat atau bahan sarang merupakan media yang digunakan oleh pejantan untuk membuat sarang. Bahan yang umum digunakan adalah ijuk. Selain itu, bisa menggunakan jerami atau rurumputan kering. Sebelum dimasukan kedalam kolam, substrat sarang sebaiknya sudah dibersihkan dan tidak tercampur bahan lain.
  • Saringan, Ember, Bak, Akuarium, Jeriken, dan Tong Plastik
Sering digunakan untuk membersihkan permukaan kolam dari kotoran-seperti dedaunan atau kotoran lain-yang masuk kedalam kolam. Selain itu, saringan juga diperlukan untuk membersihkan sisa pakan berupa pelet atau dedaunan yang tidak habis.
Sementara itu, ember atau bak digunakan sebagai wadah pencampuran pakan sekaligus digunakan untuk memberi pakan. Bak juga dapat digunakan sebagai wadah penampung telur pada proses penetasan telur gurami dan menampung hasil panen bibit gurami saat dilakukan penyortiran. Selain menggunakan bak, penetasan gurami juga bisa menggunakan akuarium yang di lengkapi dengan areator.
Jeriken dan tong digunakan untuk mengangkut gurami hasil panen, sejak pendederan hingga pembesaran. Jeriken yang digunakan umumnya bervolume 35 liter. Sementara itu, tong yang digunakan bervolume 200 liter. Namun, khusus untuk mengangkut telur gurami dan benih ukuran kuku digunakan alat pengangkutan berupa plastik yang di beri air dan oksigen.
  • Slang dan Paralon
 Slang dan paralon digunakan untuk menyedot air beserta kotoran saat penyifonan. Selain itu, alat tersebut digunakan untuk mengalirkan air bersih ke dalam kolam untuk mengembalikan ketinggian air kolam seperti semula setelah penyifonan, Slang dan paralon juga digunakan untuk mengisi air kolam saat pertama kali, baik setelah kolam dibuat maupun saat awal budi daya.
  • Pupuk, Garam, Vitamin, Probiotik, dan Obat-obatan
Perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam budi daya gurami di kolam terpal adalah pupuk dan garam. Pupuk bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pakan alami gurami pada saat awal proses budi daya. Sementara itu, garam berfungsi untuk menciptakan salinitas air kolam di bawah 4 ppm. Garam biasanya ditaburkan saat persiapan kolam-sebelum gurami dimasukan-dan saat pergantian musim. Teknik pemupukan dan menggaraman kolam di bahas di bagian selanjutnya dari postingan ini.
Selain pupuk dan garam, perlengkapan lain yang harus dibutuhkan di antaranya vitamin, probiotik, dan obat-obatan. Vitamin yang digunakan berupa vitamin C khusus perikanan dan vitamin B komleks yang bisa digunakan manusia. Jenis vitamin ini diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh gurami. Probiotik berguna untuk menjaga kondisi air dalam kolam tetap baik. Sementara itu, obat-obatan digunakan untuk mengendalikan penyakit yang menyerang saat budi daya berlangsung. Jenis obat yang digunakan di antaranya Methylen blue dan antibiotik seperti Oxyterayclin. Berdasarkan pengalaman pembudidaya, selama perlakuan dijalankan dengan baik dan benar, risiko serangan penyakit selama masa pemeliharaan gurami di kolam terpal menjadi sangat kecil.

0 komentar:

Post a Comment