Saturday 25 January 2014

PELUANG USAHA TERBARU TERNAK AYAM KAMPUNG

Mengenal ayam kampung

Ayam kampung begitu akrab dengan kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Namun, hanya sedikit masyarakat yang mengenal ayam kampung dengan baik. Sebagian besar masyarakat hanya melihat ayam kampung dengan sepintas mata memandang, tetapi tidak banyak mengenal secara mendalam. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab pengembangan dan pemeliharaan ayam kampung masih tertinggal dengan ayam ras.

Asal-Usul Ayam Kampung

Sebenarnya, ayam-ayam yang diternakkan (Callus domesticus) kini berasal dari ayam hutan di Asia Tenggara. Akan tetapi, Indonesia yang merupakan bagian dari Asi Tenggara, kini tidak memiliki sau pun bangsa unggas yang dapat diandalkan produktivitasnya. Dengan kemajuan pembangunan saat ini, ketinggalan itu dapat dikejar. Ini dibuktikan dengan semakin gencarnya penelitian-penelitian tentang ayam kampung di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia.
Ayam hutan (Callus varius-varius Linnaeus) merupakan nenek moyang ayam kampung yang umum dipelihara. Ayam hutan ini kemungkinan berasal dari pulau jawa. Akan tetapi, saat ini ayam hutan sudah tersebar sampai ke pulau Nusa Tenggara. Sifat ayam hutan akan sedikit ditinjau di sini sebagaimana yang diuraikan oleh Sastrapradja et al. (1977), karena ayam kampung yang ada kini masih menurunkan sifat-sifat asal nenek moyangnya. Oleh karena itu, varietas-varietas asal unggas hutan yang setengah liar ini dikenal dengan ayam kampung (Kingston, 1979).
Pada ayam hutan jantan, kepala dan punggungnya berwarna hitam kehijauan mengkilap. Tiap bulu pada pangkal ekor berwarna kekuningan. Ekornya hitam, panjang, pada ayam betina bulunya berwarna kecoklatan, Ekornya sedikit lebih pendek dibandingkan dengan panjang badannya.
Ayam hutan hidup di hutan terbuka atau di pegunungan pada ketinggian 1.000-1.500 meter dari permukaan laut. Kadang-kadang berkeliaran sampai ke perkebunan atau perladangan dan suka bergerombol. Yang jantan bersifat poligami.
Ayam hutan pandai terbang, tetapi lebih suka hidup dekat tanah untuk mencari makan. Makanannya berupa biji-bijian, serangga, semut, belalang, dan binatang-binatang kecil lainnya.
Masa kawin ayam hutan bervariasi, tergantung pada tempatnya. Di Jawa Timur terjadi antara bulan Maret sampai Juli. Sekali bertelur dihasilkan lima butir telur. Jumlah telur yang sedikit karena ayam hutan kelak harus mengasuh anaknya pada kondisi alam hutan bebas yang buas. Induk ayam akan merasa sulit dan bingung bila harus mengasuh anak terlalu banyak. Oleh karena itu, produktivitasnya disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Telur yang dihasilkan sedikit lebih kecil dari ayam kampung dan berwarna coklat muda kekuningan. Telur di letakan dalam sarang terbuka di atas tanah dan akan menetas setelah dierami selama tiga minggu.
Dari sifat-sifat ayam hutan yang diuraikan tersebut, banyak yang masih dimiliki oleh ayam kampung. Kecuali pada ayam kampung telurnya sedikit lebih besar dan lebih banyak daripada ayam hutan. Setelah menghasilkan dua belas butir telur, ayam kampung akan mengeram. Sementara itu, ayam hutan akan mengeram setelah menghasilkan lima butir telur.
Ayam kampung memiliki bulu yang bervariasi, mulai dari hitam, putih, kekuningan, kecoklaan, merah tua, dan kombinasi dari warna-warna itu. Bulu leher dan sayap ayam kampung jantan berwarna lurik kuning, bulu punggung dan dada berwarna lurik hitam, dan bulu ekor berwarna hitam kehijauan. Ayam kampung betina memiliki bulu leher, punggung, dan sayap berwarna lurik abu-abu, dulu dada berwarna putih, dan bulu ekor berwarna hitam keabuan (Moniharapon, 1997). Beberapa desa di Indonesia Mengaitkan warna ayam tersebut dengan kegiatan religius atau magic. Ayam ini seringkali di gunakan dalam acara menolak bala atau bencana. Warna hitam pada ayam jantan di beberapa tempat, digemari dan digunakan sebagai ayam aduan. Ayam kampung yang siap dan/atau sedang bertelur dengan warna coklat muda dan ujung bulunya sedikit hitam di beberapa tempa di jawa barat,cukup digemari. Konon, ayam jenis ini telurnya banyak dan dapat memelihara anaknya sendiri. Ayam kampung berwarna hitam dan berwarna putih digunakan sebagai salah satu sajian setiap ada acara (perkawinan, khitanan, dan lain-lain). Apabila ayam kampung tersebut diganti dengan ayam negri, acara tersebut menunjukan bahwa ayam kampung telah menjadi bagian hidup di daerah tersebut. Hal tersebut pula yang menunjukan bahwa kedudukan ayam kampung di hati masyarakat sebenarnya kuat. Badan ayam kampung keil, hampir sama dengan badan ayam ras petelur tipe ringan. Ayam kampung petelur maupun pedaging, bedanya tidak dapat dibedakan. Ayam kampung memang tidak dibedakan sebagai penghasil daging atau telur. Hal ini berbeda dengan ayam ras petelur. Ketika berumur empat bulan, badan ayam kampung mirip dengan badan ayam ras petelur tipe medium umur dua setengah bulan. Badan ayam kampung yang benar-benar telah dewasa mirip dengan badan babon yang telah tiga kali mengerami telurnya.
Produktivitas ayam kampung memang rendah, yaitu rata-rata 60 butir/tahun. Produktivitas ayam kampung yang optimum dapat dicapai pada kondisi thermoneutral zone, yaitu suhu lingkungan yang nyaman. Suhu lingkungan yang nyaman bagi ayam buras belum diketahui, tetapi diperkirakan berada pada kisaran suhu 18 derajat Celsius hingga 25 derajat. Ayam buras pada suhu lingkungan yang tinggi (25-31 drajat C) akan menunjukan penurunan produktivitas, yaitu produksi dan berat telur yang rendah, serta pertumbuhan yang lambat (Gunalvan dan Sihombing, 2006). Penurunan produksi telur pada suhu lingkungan tinggi dapat mencapai 25% bila dibandingkan dengan yang dipelihara pada suhu nyaman.
Berat badan ayam buras yang berumur 8 minggu juga berbeda yaitu 257 g/ekor pada suhu tinggi, sedangkan pada lingkungan nyaman dapat mencapai berat 427 g/ekor (Gunalvan dan Sihombing, 2006). Berat badan ayam jantan tua (jago) tidak lebih dari 1,9 kg; sedangkan berat badan betina lebih rendah lagi. Ayam tua seperti ini sudah tidak produktif lagi. Ayam yang sudah tidak produktif ini banyak di jual di pasar. Daging ayam ini biasanya lebih alot/keras dibandingkan dengan daging ayam kampung yang masih muda. Akan tetapi beberapa penduduk tertentu memang sengaja memilih ayam jago tua atau babon tua tersebut untuk dimasak. Hal ini karena untuk masakan tertentu, seperti rendang ayam membutuhkan proses perebusan yang cukup lama sehingga memerlukan ayam dengan daging yang agak keras seperti  ayam kampung tua sehingga daging tidak ancur setelah selesai proses pemasakan. Selain itu, memang ada sekelompok orang yang senang memakan daging ayam jago dan babon tua.
Setandar warna dan produktivitas ayam kampung sulit ditentukan serta tidak dapat dibakukan sebagai suatu pegangan. Ayam kampung dalam satu kelompok misalnya ada yang bertelur dengan rata-rata 60 butir/tahun, tetapi ayam lain dalam kelompok yang sama pada lingkungan dan asalnya sama, rata-rata bertelurnya tidak sama yaitu hanya 45 butir/tahun. Kemampuan ayam kampung tersebut sama dengan bangsa burung liar yang hidup di alam bebas. Misalnya, kemampuan bertelur ayam kampung ini hampir sama dengan kemampuan bertelur burung merpati dan burung kenari pertahunnya. Akan tetapi, kemampuan bertelur ayam kampung mirip dengan burung puyuh, yaitu bertelur terus menerus sebelum mengeram. Burug puyuh akan terus bertelur lagi setelah berhenti sebentar. Sementara itu, ayam kampung sedikit berbeda. Setelah mengahasilkan sekitar dua belas butir, kemudian ayam tersebut akan menunjukan sifat-sifat mengeram. Hal tersebut merupakan ciri produksi bangsa burung atau ayam setengah liar.
Ayam kampung memiliki bulu yang beragam. Warna bulu ayam kampung juga tidak dapat digunakan sebagai patokan yang baku karna warna bulu ini berubah secara terus menerus. Sebagai contoh, induk ayam kampung betina berwarna coklat bintil-bintil hitam dan induk jantannya berwarna kemerahan campur hitam, tetapi anak ayamnya dapat berbulu putih atau campuran pada anak yang lain.

Saturday 18 January 2014

SEKILAS TENTANG AYAM KAMPUNG

Sebenarnya kurang tepat apabila ayam yang sering kita lihat berkeliaran di kampung dinamakan ayam kampung. Ayam kampung dikenal pula dengan sebutan ayam sayur. Namun, sebutan ini pun juga kurang tepat karena kini orang-orang di desa banyak melepaskan ayam ras jantan hidup berkeliaran.
Para ahli, khususnya di bidang peternakan, agak sulit mendapatkan istilah yang tepat untuk mengganti istilah ayam kampung. Sebutan ayam kampung sudah begitu melekat di hati masyarakat. Mereka tidak peduli, apa pun istilahnya, apabila mereka mau membeli ayam lokal, cukup menyebut nama ayam kampung, penjual ayam di pasar pasti mengetahui maksudnya. Dalam blog ini pun akan digunakan istilah ayam kampung untuk ayam asal negeri kita yang banyak tersebar tersebut. Ketika ayam ras (ayam negeri) baru pertama kali dikenal oleh beberapa penduduk di Indonesia hingga nama ayam ras mulai timbul-tenggelam, nama ayam kampung atau ayam buras (bukan ras) tetap di atas, bahkan beberapa pihak ada yang menolak kehadiran ayam ras dalam menu hariannya.

Perkembangan Ayam Kampung

Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam ras hingga kini namanya kian populer, baik ayam ras petelur maupun ayam ras pedaging (broiler). Kepopuleran ayam ras ini sampai di desa-desa dan kampung-kampung melalui program bimas (bimbingan masyarakat) mengenai pemeliharaan ayam ini. Selain itu, perbaikan sarana dan prasarana akibat pesatnya pembangunan menyebabkan suplai kebutuhan peternak, demikian pula peternakan ayam ras semakin mudah diperoleh hingga ke pelosok desa sekali pun. Kekhawatiran akan tenggelamnya nama ayam kampung semakin merebak. Namun, ayam kampung tetap mempunyai posisi tersendiri di hati masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, beberapa perguruan tinggi peternakan dan lembaga-lembaga penelitian peternakan gencar melakukan penelitian  mengenai pengembangan ayam kampung. Penyuluhan-penyuluhan terhadap ayam kampung demi meningkatkan produktivitasnya juga semakin gencar dilakukan. Ayam kampung nyatanya tidak terdesak oleh kehadiran ayam ras. Hal tersebut merupakan satu hal yang membanggakan. Kita tidak melupakan ayam yang telah berjasa puluhan tahun menyajikan menu bergizi tinggi untuk keluarga.
Ayam kampung banyak terdapat di pulau yang juga padat populasi manusianya. Bila dikaji, 94% ayam kampung berada di pedesaan dan sisanya berada di perkotaan. Berbeda dengan ayam ras, 81% populasinya berada di kota-kota dan sekitar kota, sisanya berada di desa-desa dalam bentuk pekat bimas ayam.
Populasi ayam kampung tersebar berada di pulau jawa, yaitu jawa tengah yang mencapai angka 35 juta ekor ayam kampung. Populasi ayam kampung dari sebagian besar (57,6%) provinsi di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2004-2008) cenderung tetap bahkan naik, khususnya di daerah luar pulau jawa. Karena begitu eratnya populasi ayam kampung ini dengan dengan populasi manusia,pengembangan ayam kampung pun tidak lepas dari pengembangan kesadaran manusianya sendiri. ayam kampung yang baik produktivitasnya adalah ayam kampung yang mendapatkan perhatian dari pemiliknya karna erat kaitannya antara ayam kampung dengan kepadatan manusia dan pemeliharaan ayam kampung yang sukses harus di dukung dengan peningkatan pengetahuan pemiliknya.

AYAM BURAS DAN AYAM KAMPUNG

Perhatian banyak pihak untuk mengembangkan ayam kampung ternyata tidak surut dari tahun ke tahun. berbagai penelitian lokal dilakukan oleh lembaga penelitian serta perguruan tiggi. begitu pula dengan nama, banyak istilah baru yang muncul, diantaranya ayam buras ( bukan ras ). masyarakat pun mengartikan ayam buras sebagai ayam kampung. Realitinya, ayam kampung termasuk dalam ayam buras.
Ayam buras ( bukan ras ) merupakan ayam lokal Indonesia. Ayam lokal Indonesia yang menyebar di seluruh kepulauan Indonesia memiliki beberapa rumpun dengan karakteristik morfologis yang berbeda dan khas berdasarkan daerah asal. Sampai saat ini telah didentifikasi sebanyak 31 rumpun ayam lokal, yaitu ayam kampung, pelung, sentul, wareng, lamba, ciparege, banten, ngarak, rintit/walik, siem, kedu hitam, kedu putih, cemani, sedayu, olagan, nusa penida, merawang/merawas, sumatera, balenggek, melayu, nunukan, tolaki, maleo, jepun, ayunai, tukung, bangkok, brugo, bekisar, canghegan, cukir/alas, dan kasintu (Natasasmita, 2000), Dan ayam kampung super.
Tidak mudah untuk menari atau mengganti istilah dalam peternakan yang sesuai dengan maksudnya. Seperti halnya istilah ayam broiler untuk ayam ras, istilah tersebut merupakan istilah asing. Namun, hingga kini sulit untuk mencari kata pengganti broliler ke dalam bahasa  Indonesia yang tepat dan sesuai dengan arti ayam itu dari sudut ilmu peternakan unggas. Oleh karena itu, kembali ditekankan bahwa yang di maksud dengan ayam kampung dalam blog ini, terbatas pada ayam lokal yang sudah lama dikenali. Sebenarnya, istilah ayam kampung mempunyai dua makna, yaitu dilihat dari sudut pandang wilayah dan dari sudut klasifikasi. Makna pertama dari sudut pandang wilayah atau geografis berhubungan kuat dengan sistem sosio-budaya masyarakat yang telah lama melihat dan mengenal ayam ini. Proses penjinakan, bahkan kehidupan bersama  antara ayam ini dengan masyarakat, sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Hal ini karena pola kehidupan masyarakat dahulu berorientasi di desa-desa atau di kampung sehingga ayam tanpa nama  itu diberi nama ayam kampung tanpa dilakukan klasifikasi apa pun. Tidak heran apabila kemudian ayam ini berkembang sesuai dengan pola kehidupan dan kemampuan masyarakat setra berkembang sesuai wilayah penempatannya.
Maka kedua ialah berdasarkan klasifikasinya. Ayam kampung  diberi nama atau ditempatkan sesuai dengan arah kemampuan serta tujuan pemeliharaan ayam tersebut. Ayam kampung dapat dipelihara untuk diambil keindahan bulu, keindahan suara, dan kemampuan bertarung. Ayam kampung yang sesuai dengan klasifikasi atau makna kedua ini  di antaranya ayam pelung dan ayam bangkok. Semua ayam tersebut termasuk dalam ayam kampung.
Ayam kampung maupun ayam ras memiliki ciri khas masing-masing. Ayam ras memiliki sifat genetis yang beragam. Ayam ras petelur putih semuanya berbulu putih dan bila telur dari induk ditetaskan, anaknya pun akan berbulu putih. Ayam kampung memiliki ciri khas tersendiri. Ayam kampung dapat diketahui dari bentuk tubuh yang ramping, kaki yang panjang, dan warna bulu yang beragam. Salah satu ciri khasnya adalah sifat genetisnya yang tidak seragam. Sifat fenotipe dan genotipe ayam kampung masih sangat bervariasi seperti warna bulu yang masih beragam, yaitu berwarna hitam, tipe liar, pola kolumbian, dan bulu lurik (Sulandari et al., 2007). Hal ini merupakan cermin dari keragaman genetisnya. Keragaman genetis ini memudahkan untuk dilaukan persilangan-persilangan. Salah satu hasil persilangan tersebut adalah ayam bakisar, ayam sentul, dan ayam kampung super. Untuk memperoleh kemampuan genetis ayam kampung yang andal dan baku membutuhkan waktu yang sangat lama.

Saturday 11 January 2014

CARA PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG

Kali ini Rumah Peternakan akan mengulas rahasia cara penetasan telur ayam kampung supaya hasil maksimal. Ada beberapa persyaratan yang harus Anda lakukan antara lain :

Pemilihan Telur

Seleksi telur yang akan ditetaskan penting karena hal inilah yang menentukan berhasil tidaknya penetasan ini. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyeleksian antara lain :
  • Ciri-ciri telur yang baik
  1. Memiliki berat yang normal dibandingkan dengan jenisnya ( untuk ayam kampung beratnya 40-45 g/butir )
  2. Memiliki bentuk yang normal dibanding dengan jenisnya (untuk ayam kampung ukuran normalnya 3:4)
  3. Keadaan kulit telurnya bersih dari kotoran.
  4. Rongga udaranya terlihat jelas di bagian tumpul dan tidak berpindah-pindah (dapat dilihat dengan teropong telur).
  5. Umur telur tidak lebih dari 5 hari dan cara penyimpananya benar (cara penyimpanan dapat dilihat di bab persiapan telur)'
  6. Ratio induk jantan dan betina 1:8 tidak lebih.
  7. Umur induk jantan dan betina tidak boleh kurang dari 12 bulan.
  8. Tidak terdapat kecacatan seperti retak, permukaan yang terlalu kasar, cangkang yang lembek, penebalan kulit di satu bagian, bagian kuning telur dobel dll.
  9. Tidak berbau busuk atau sudah lama disimpan (ini harus segera dipisahakan dengan telur yang bagus).
  • Seleksi Kualitas Telur
  1. Asupan nutrisi pada induk memenuhi Syarat.
  2. Kesehatan induknya bagus (tidak sedang terserang penyakit).
  3. Ratio induk jantan dan betina 1:8 tidak lebih.
  4. Umur induk jantan dan betina tidak boleh kurang dari 12 bulan.
  5. Pola perkawinannya terkontrol atau terhindar dari kawin sedarah (inbreading terjadi pada rentang 6 generasi).

Persiapan telur

  • Seleksi kualitas telur
Semua ciri-ciri telur berkualitas harus dipenuhi dan faktor yang mempengaruhi kualitas telur di perbaiki dan dipenuhi.
  • Perlakuan pada telur pra penetasan
  1. Telur yang akan ditetaskan diseleksi sesuai pedoman.
  2. Telur yang akan ditetaskan dibersihkan dengan desinfektan seperti air hangat, alkohol 70%, formalin 40% dan kalium permanganat (KMNO4) dan jenis desinfektan lainnya secara berlahan lahan dengan menggunakan spons atau kain katun sebagai pembersihnya. (AWAS ! jangan gunakan kertas gosok/ ampelas untuk membersihkannya)
  3. Telur yang akan ditetaskan disimpan dengan kisaran suhu 10 drajat-18 drajat C dan kelembaban 60-75%. Cara penyimpanan telur yang benar adalah rongga udara berada di atas. (AWAS ! penyimpanan jangan lebih dari 5 hari setelah keluarnya telur dari induk ayam)
  • Periode penetasan beberapa jenis unggas

Saturday 4 January 2014

TIPS SUKSES USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG

Kali ini Rumah Peternakan akan membahas rahasia sukses usaha ternak ayam kampung. Sebetulnya banyak sekali jenis peluang usaha di bidang peternakan yang bisa dikembangkan, namun Anda juga perlu memikirkan bagaimana prospek serta permintaan pasar dari usaha yang akan kita jalani untuk jangka panjang. Dan yang paling utama sebelum Anda menjalankan usaha, alangkah baiknya Anda meminta petunjuk kepada sang maha kaya (Allah).
Dari sudut kacamata bisnis, ternak ayam kampung menjadi salah satu usaha yang sangat menarik untuk kita tekuni. Alasannya adalah : membudidayakan ayam kampung dirasa cukup mudah dibandingkan dengan ternak ayam broiler.
Jika Anda ingin memulai usaha di bidang peternakan khususnya ternak ayam kampung perlu memperhatikan beberapa hal seperti berikut ini :

Gali Informasi Sebelum Memulai Usaha

 Apapun jenis usaha yang akan Anda jalani pastinya, diperlukan informasi serta pengetahuan yang cukup sehingga hasil  usaha yang Anda jalani bisa mencapai kesuksesan, "karena kesuksesan Anda di timbang seberapa banyak ilmu yang Anda kuasai tentang usaha yang akan Anda jalani".
Tidak terkecuali dengan usaha ternak ayam kampung. Jangan sampai ketika Anda sedang memulai usaha ternak ayam kampung, Anda akan merasa kebingungan di tengah jalan dan tidak mampu menguasai teknis beternak yang baik sehingga hasilnya tidak akan bisa menjumpai Anda. Oleh karena itu, pelajari bagaimana teknis beternak ayam kampung yang baik dan ketahui bagaimana proses pembibitan, perawatan, hingga proses perkembangbiakannya bisa Anda kuasai dengan baik. Andapu bisa mencari informasi tersebut di berbagai media online, buku, maupun dari blog seperti yang Anda lakukan saat ini.
Selain itu jalani komunikasi dengan para peternak ayam kampung yang lain, yang bisa diajak bertukar pikiran tentang pengalaman beternak ayam kampung.
Jika Anda masih baru ternak ayam kampung Anda bisa melakukan kerjasama pembelian bibit ayam kampung dari peternak yang sudah lama dan lebih pengalaman di bidang ternak ayam kampung.
Anda juga bisa mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan cara ternak ayam kampung oleh beberapa instansi baik dari dinas peternakan maupun dari swasta. Kegiatan tersebut bisa membantu Anda dalam memperkaya pengetahuan serta memperoleh petunjuk teknis cara ternak ayam kampung yang benar dan sesuai dengan anjuran.

Perhatikan Persyaratan Beternak Ayam Kampung

Sebagai peternak yang baik, Anda dituntut untuk memenuhi persyaratan tertentu sehingga dalam memulai usaha peternakan ayam kampung Anda dapat mengelola dan meningkatkan produksi secara teratur. Sebenarnya sangat mudah menjadi peternak ayam kampung, persyaratan yang mutlak adalah Anda menguasai ilmu dan berjiwa peternak.
 Penguasaan ilmu adalah : para peternak ayam kampung memahami istilah-istilah dalam dunia peternakan, seperti breeding, feeding, dan manajemen ( termasuk di dalamnya tata laksana, pencegahan/pemberantasan penyakit, dan pemasaran ).
  • Breeding adalah : Segala hal yang berkenaan dengan penggunaan bibit unggul. Bibit unggul ayam kampung yang baik akan menghasilkan ayam kampung unggul, misalnya kini telah tersedia jenis DOC ayam kampung super yang pertumbuhannya jauh lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa.
  • Feeding adalah : menyangkut penggunaan makanan baik mutu dan jumlahnya. Untuk memberikan jaminan pada bibit unggul yang baik sebagai peternak ayam kampung. Anda disyaratkan untuk menyediakan makanan ayam yang bermutu tinggi dalam jumlah yang cukup.
 Karena sejak jaman dahulu kala petani kita sudah melakukan ternak ayam kampug dengan sistem umbaran, namun ternyata pola pemeliharaan umbaran kurang efisien untuk dijalankan di masa sekarang karena pemeliharaan yang ala kadarnya serta pertumbuhan bobot ayam dan produksi telurnya masih cukup rendah.
Sebagai contohnya apabila beternak ayam kampung secara tradisional atau umbaran Anda membutuhkan waktu hampir 6 bulan untuk mencapai bobot 1kg ayam kampung, sedangkan jika kita beternak secara intensif kita hanya membutuhkan waktu sekitar 2-2,5 bulan untuk mendapatkan ayam pedaging yang siap jual.
Jika ingin memulai usaha ternak ayam kampung  sebaiknya Anda harus memperhatikan betul persyarata lokasi serta teknik budidaya yang sesuai dengan setandar peternakan. Apabila kondisi peternakan baik maka bisa membuat para peternak menjalankan usahanya secara fokus.

Fokus Menentukan Arah Usaha

Fokus adalah salah satu yang di haruskan sebagai pengusaha, karena kita harus berjuang dan terus belajar tentang usaha yang kita jalani agar hasilnya akan maksimal. dan begitu juga jika kita sudah memilih untuk usaha ayam kampung kita harus tentukan mau usaha ayam pedaging apa petelur. Hal ini untuk memilih DOC ( bibit ayam kampung ) yang tepat dan sesuai dengan bibit untuk petelur atau pedaging, sehingga hasil dari ternak bisa optimal.kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha ayam kampung adalah kurang fokus dalam memilih jenis usaha, kebanyakan dari mereka beternak kedua-duanya tanpa memisahkan bibit ayam kampung ( DOC ) sesuai dengan tipe perkembangannya. Akibatnya hasil ternak pun  kurang optimal dan rugi dari sisi pemeliharaan.

Mulailah Dari Hal Yang Terkecil

Bagi Anda yang mau memulai usaha ternak ayam kampung sebaiknya dari hal yang terkecil jangan tergesa-gesa kepingin yang besar. Karena adanya sesuatu/usaha yang besar dimulai dari terkecil hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam segi investasi dan pendanaan. Pelajari tips-tips tentang ternak ayam kampung dan jangan lupa selalu berusaha untuk memulai usaha supaya menjadi besar, yakinkan tekad Anda dan siap melawan berbagai cobaan dalam perjalanan kejar terus kesuksesan Anda.