Saturday 15 February 2014

CARA MEMULAI BISNIS

Perancangan Tenaga Kerja

Langkah selanjutnya meneruskan dari Cara Memulai Usaha Ternak Ayam Kampung adalah merancang tenaga kerja. Masalah ini menjadi penting karena dalam peraktik sehari-hari ternyata lebih sulit mengatur tenaga kerja dari pada mengatur ayam peliharaan. Lebih-lebih jika prinsip-prinsip manajemen peternakan tidak di terapkan dengan baik. 
Mengenai masalah tenaga kerja, ada dua pegangan yang mendasarinya, yaitu jumlah ayam kampung dan diri Anda sendiri sebagai peternak. Dengan kaitan dengan jumlah ayam, perlu diketahui bahwa peternakan ayam tidak menggunakan sistem padat karya, sekalipun cara manual yang di terapkan. Untuk cara manual, bila jumlah ayam yang di pelihara berkisar 150 ekor ke bawah, ayam dewasa yang produktif cukup di pegang oleh satu orang saja, baik untuk produksi maupun untuk kegiatan kandang. Dengan memakai cara kerja rotasi, satu orang cukup untuk menangani anak ayam dan ayam remaja. Bila jumlah ayam kampung yang Anda pelihara berupa 40 ekor anak ayam, 60 ekor ayam remaja, dan 90 ekor dewasa produktif, satu peria dewasa sudah cukup untuk tugas produksi. Hal ini karena kesibukan di peternakan bersifat temporer atau da sibuk di kala memberi pakan dan mengumpulkan telur. Selebihnya  hanya digunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan kandang mengawasi kesehatan, dan lain-lain. Sementara itu, untuk tugas penjualan, administrasi umum, dan persiapan bahan baku kandang, dilakukan oleh Anda sendiri. Jadi, dua orang pekerja meliputi Anda  dan satu tenaga kerja sudah cukup untuk menangani ayam dengan jumlah tersebut. Hal yang penting adalah bagaimana kelak Anda dapat mengatur waktu kerja  dan merancang tata kerja, bukan pada jumlah personalnya. Jumlah yang demikian itu mungkin kurang bila Anda merancang tata kerja yang mandiri hingga tingkat  penjualan. Di sinilah diperlukan tata kerja sesuai situasi dan kondisinya. Beberapa prinsip dasar akan di jelaskan sebagai berikut.
pertama, yang perlu dilihat adalah diri Anda sebagai peternak atau hanya sebagai pemilik saja. Hal ini kembali lagi pada tujuan beternak semula. Bila yang di kehendaki adalah sebagai peternak atau ingin terjun langsung mengelola peternakan, untuk itu, tingkatkan keterampilan dan pengetahuan diri yang masih kurang. Hal itu dapat dilakukan setelah niat beternak mulai tertanam. Akan tetapi,  bila hanya ingin sebagai pemilik, harus mempersiapkan orang yang dapat diterima sebagai wakil Anda dalam mengelola peternakan itu. Artinya ada orang lain yang akan di ambil atau kelak digaji untuk mengelola peternakan. Hal itu akan efisien bila jumlah ayam kampung dan aktivitas usaha Anda  luas dan besar. Bila usaha peternakan kecil dan hanya aktivitas produksi saja, sebaiknya Anda sendiri yang mengelola semua itu berpulang pada tujuan Anda beternak. Oleh karena itu, penentuan tujuan penting sekali dilakukan. Bila tujuan itu adalah komersial atau "asap dapur" dan Anda tergantung pada peternakan mungkin awalnya dimulai dari kecil dahulu. Awal yang kecil bila dikelola secara propesional dengan penerapan prinsip-prinsip bisnis dan manajemen, kelak akan menjadi besar.
Kedua, yang perlu dipertimbangkan adalah peran dan aktivitas peternakan, hanya produksi saja atau aktivitas  secara lengkap. Lengkap yang dimaksud  adalah dimulai dari membuat rensum, produksi kandang, dan pascaproduksi dilakukan sendiri. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja tergantung pada besar atau kecilnya aktivitas. Meskipun jumlah ayam kampung yang dipelihara ribuan, tetapi bila hanya aktivitas  produksi kandang saja, tidak banyak tenaga kerja yang terlibat. Jika ransum yang di gunakan ransum beli jadi serta pemberian ransum dan minum juga otomatis, yang dilakukan pekerja hanya membersihkan areal kandang sebagai tugas rutin dan mengawasi kesehatan, serta mengumpulkan telur. Untuk pekerjaan seperti itu, satu peria dewasa mampu memegang 6.000 ekor ayam kampung dewasa produktif. Jumlah ayam bukan sebagai ukuran untuk menentukan tenaga kerja yang akan digunakan. Jadi, sebelum peternakan di buka, sudah ditentukan aktivitas peternakan dan cara aktivitas itu diorganisir.
Setelah dua hal itu dipertimbangkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui dahulu jenis tenaga kerja yang bisa digunakan oleh banyak peternak di Indonesia. Pertama, tenaga kerja tetap atau karyawan tetap yang sehari-hari mengelola peternakan, ada atau tidak ada yang di kandang. Karyawan tetap ini termasuk diri Anda sendiri atau anggota keluarga yang selalu membantu peternakan atau mengelolanya sehari-hari. Gaji mereka kelak kita masukan ke dalam biaya tetap peternakan. Berhati-hatilah dalam mengangkat tenaga tetapi ini karena ini ada atau tidak ada produksi, gaji harus tetap di bayar. Umumnya, mereka ini adalah tenaga pengelola inti untuk wakil Anda bila Anda hanya bertindak sebagai pemilik dan jumlah ayam yang dipelihara tidak banyak. Selain itu, ada tenaga kerja tidak tetap yang biasanya dikenal dengan buruh harian. Upah mereka di hitung hari per hari. Tidak masuk sehari, upahnya akan di potong. Mereka dibayar dalam hitungan hari walaupun upahnya kelak dibayar tiap akhir pekan.
Untuk yang terakhir ini, dibagilagi dengan tenaga borongan atau kerja kontrak kerja. Umumnya, buruh harian digunakan untuk pekerjaan kasar yang bersifat temporer.
Karena umumnya peternakan mempunyai sifat fluktuatif dalam produksi dan pemasaran, sistem buruh harian inilah yang ternyata lebih mendominasi jumlah tenaga kerja di suatu peternakan ayam. Bila suatu saat pasaran lesu dan aktivitas dikurangi, dengan mudah mereka diberhentikan karena memang perjanjiannya sebagai buruh harian.

0 komentar:

Post a Comment