Saturday 26 April 2014

CARA PENYUSUSN RANSUM

Untuk membahas penyusunan ransum dengan mempergunakan metode pendugaan sederhana, dimulai dari tahap pertama dengan hanya berdasarkan kandungan dan kebutuhan nutrisi saja. Tahap kedua barulah disertai dengan harga dan harga relatif. Tahap ketiga menyertakan selang persentase kandungan bahan bila harga berubah. Dari tiga tahap itu, yang terpenting adalah tahap pertama dan dari sinilah prosedur perhitungannya dimulai. Sedangkan tahap kedua dan ketiga dengan cara perhitungan yang sama.
M.P.S. ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Ketahui dahulu bahan-bahan makanan yang hendak digunakan sebagaimana telah dibahas dalam postingan sebelumnya.
  2. Ketahui ransum ini disusun untuk ayam kampung usia berapa atau masa produksi berapa.
  3. Buatlah Tabel M.P.S. untuk mempermudah perhitungan. sebagaimana dicontohkan di bawah ini


 Tabel M.P.S. ini untuk mempermudah bila suatu saat ada penyusunan. Bila diperhatikan Tabel tersebut, dapat dilihat sebagai berikut,
  • Ada kolom bahan makanan untuk menempatkan bahan makanan yang digunakan dalam formula ransum. Tentu saja bahan makanan yang masuk dalam kolom ini telah melalui butir 1 tadi, jadi telah setabil atau tidak diganti-ganti lagi.
  • Kemudian ada kolom persentase, bahan makanan yang akan digunakan dalam formula itu dalam jumlah persen dan pada bagian inilah dilakukan penambahan atau pengurangan persentase dengan cara diduga-duga.
  • Kemudian terdapat matriks atau kelompok kandungan nutrisi. Apa yang dimaksud ini adalah kandungan nutrisi yang ada itu kelak dijumlahkan per kolom dan dimasukan dalam baris total di jumlahkan ke bawh. Unsur nutrisi yang hendak dimasukan dalam Tabel M.P.S. terserah pada kita, dalam contoh tabel di atas terdiri dari: Protein, Energi, Tryptophan dan Lysine. Kita dapat saja memperpanjangnnya dengan menambahkan Calcioum, Phospor atau unsur nutrisi lainnya.
  • Kolom harga yang terdiri dari harga absolut dan harga relatif untuk tiap bahan, kemudian dijumlahkan ke bawah dan di letakan hasilnya pada baris total itu.
  • Baris kebutuhan nutrisi di bawah tabel M.P.S. itu merupakan kebutuhan nutrisi ayam kampung yang bersangkutan. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ayam kampung ini lihat di postingan pengantar nutrisi.
Cara mempergunakan Tabel M.P.S. itu merupakan kebutuhan formula ransum adalah sebagai berikut.
Tempatkan dahulu bahan makanan yang sudah di tempatkan di kolom bahan makanan, urut dari bawah makanan yang diduga terbesar penggunaannya hingga yang terkecil. Misalnya dan kerap kali terjadi, jagung kuning yang terbanyak penggunaannya, maka jagung kuning yang pertama. Cara mengurut seperti ini akan mempermudah dalm perhitungan kelak. Cara mengurut kedua adalah berdasarkan fungsi bahan itu: Bahan makanan nabati sumber Energi dan Protein, terakhir bahan makanan sumber hewani dan tambahan. Cara mengurut seperti ini mempermudah perhitungan untuk menambah atau mengurangi bahan makanan tertentu yang belum sesuai dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Contoh :
Cara pengurutan seperti ini memperkecil kesalahan akibat lelah atau ruwet menghitung. Pada protein hasil perhitungan lebih 2% misalnya, cukup melihat bahan  makanan sumber protein dan yang lainnya tidak perlu. Sehingga mengurangi kelelahan atau kerepotan dalam menghitung. Dalam contoh di atas lihat saja tepung ikan dan/atau bungkil kacng kedelai. Bila perhitungan lebih dari 2% kita dapat mengurangi bungkil kacang kedelai 1 hingga 1,4%-karena bungkil kacang kedelai dalam formula ransum unggas digunakan dalam persentase yang lebih besar daripada tepung ikan-dan mengurangi tepung ikan bila masih diperlukan sebab dengan mengurangi bungkil kacang kedelai 1 hingga 1,4% itu dan kandungan protein dihitung kembali maka kemungkinan kelebihan yang 2% tadi sudah dapat diatasi. Bila masih belum teratasi juga, barulah tepung ikan dikurangi sekitar 0,2 hingga 0,4%.

Saturday 19 April 2014

PEMBUATAN RANSUM

Dalam pemberian makanan ayam kampung dikenal dua cara, yaitu diberikan bahan makanan langsung tanpa diracik dan pemberian berupa ransum. Hal yang pertama umumnya bersifat tambahan, berupa biji-bijian, dan yang terakhir itu berupa kumpulan bahan-bahan makanan yang disusun dengan suatu cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, sehingga ransum merupakan makanan utama yang penting untuk ayam kampung tersebut.
Sebagaimana batasannya, ransum ini terdiri dari bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat. Apa yang dimaksud dengan memenuhi syarat ini adalah syarat teknis, terdiri dari kualitas bahan makanan itu sendiri. Bila digunakan jagung kuning sebagai sumber energi, maka jagung kuning yang dibeli benar-benar berkualitas sebagai sumber energi. Semua persyaratan teknis dan pembahasannya sudah dikemukakan pada bab yang baru lewat ini. Kemudian bahan makanan itu juga harus memenuhi syarat ekonomis, yaitu dari sudut harganya. Hal ini juga telah di bahas pada bab yang baru lewat itu. Bila bahan-bahan makanan yang hendak dijadikan ransum telah siap, bukan berarti ransum dapat langsung dimakan. Sebab masih ada masalah, yakni bagaimana dan berapa bagian bahan-bahan makanan itu harus digunakan hingga memenuhi kebutuhan  ayam kampung tersebut. Untuk hal ini diperlukan suatu pegangan dan cara, sehingga bahan-bahan makanan  itu dapat terformulasikan menjadi ransum. Cara inilah yang dinamakan "Metode Penyusunan Ransum", yaitu cara untuk menyesuaikan kandungan nutrisi bahan-bahan makanan terpilih itu dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Jadi intinya adalah membuat kandungan nutrisi bahan-bahan makanan tersebut relatif sama dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung, sehingga bila ransum tersebut dimakan, diharapkan kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Berdasarkan "relatif sama" itulah dikenal beberapa metode penyusunan ransum sebagai langkah wal untuk membuat formula ransum, sebelum ransum dibuat dengan landasan formula yang sudah terbentuk. Formula yang sudah terbentuk itu bagikan resep masakan manusia yang siap untuk diracik.
Apabila bahan makanan sudah ada, formula ransum sudah tersusun, maka bahan-bahan makanan dapat diracik sesuai formula yang sudah dibuat dan jadilah ransum. Ransum itu dapat dibuat halus bagikan tepung yang bisa dimakan "ransum all-mash" atau di buat berbentuk butiran terpecah dan dikenal dengan sebutan "ransum Cruble". Semua itulah yang dinamakan proses "pembuatan ransum" yang akan di bahas dalam bab ini.
Pembuat ransum tentu tidak lepas dari aspek nutrisi dan makanan atau dikenal sebagai teknis dan juga segi ekonomis. Ransum yang hendak dibuat tentu tidak akan lebih mahal dari pada ransum yang dibuat oran lain atau minimal sama. Lagipula, ransum yang dibuat diusahakan memberikan biaya makanan yang sekecil mungkin, bukan sebaliknya, Oleh sebab itulah, pembahasan pada bab ini tidak akan lepas dari segi ekonomisnya baik itu ekonomi makanan unggas maupun nutrisi ekonomi yang merupakan bagian utuh dengan aspek teknisnya.

Membuat Sendiri atau Membeli

Sebelum melangkah pada pembuatan ransum ayam kampung ini, perlu untuk di tanya terlebih dahulu "apakah membuat ransum sendiri atau membelinya?" Dalam kaitan dengan ayam ras tidak menjadi persoalan, persoalan yang cukup serius justru terjadi atas ayam kampung ini, sebab tidak banyak yang menjual ransum ayam ini. Kalaupun ada, patut diragukan, sebab ransum yang dikemas untuk ayam kampung ternyata tidak lebih dari ransum ayam ras juga.
Sebenarnya menentukan membuat sendiri atau membeli tergantung pada beberapa pertimbangan yaitu,
  1. Efisiensi biaya produksi. Semakin banyak ransum yang dibuat akan semakin terspesialisasi usaha ke situ dan semakin rendah biaya per kilogramnya. Kini perlu di tinjau, apakah peternak sendiri siap untuk mengusahakan produksi ransum yang besar itu profesional, sehingga mampu meningkatkan efisiensi? Bila tidak, ada baiknya peternak memesan saja dari pabrik ransum yang ada.
  2. Kesanggupan pasar. Bila memang tidak ada dan tidak ada yang mau membuat ransum ayam kampung, maka mau-tidak mau kita harus membuatnya sendiri.
  3. Jumlah ayam kampung yang dipelihara. Bila jumlahnya sedikit, ada baiknya membeli ransum jadi, itupun selama barangnya ada. Bila tidak, kembali lagi ke butir 2. Kebalikannya kembali ke butir 1 di atas itu.
Dalam banyak hal, ransum ayam kampung ini memang harus buat kita sendiri atau dengan "konversi ransum ayam ras" secara selektif.

Sebelum Formula Disusun

Setelah dipastikan untuk menyusun ransum sendiri, langkah baiknya adalah memeriksa bahan makanan yang ada atau yang bakal diadakan. Sebab sekali formula terbentuk, maka selama periode ini bahan makanan yang tercantum dalam formula harus ada, bila tidak kita harus membuat formula baru berdasarkan bahan makanan yang tersedia.
Bahan makanan yang harus diperiksa keberadaannya ini yaitu bahan makanan yang ada di gudang dan yang ada di pasaran, sebab dalam membuat formula ransum prinsip utama  penggunaan bahan makanan adalah menggunakan bahan makanan yang tersedia di daerah tersebut. Kemudian bahan makanan itu harus tersedia harus tersedia dalam waktu yang tetap atau langgeng keberadaannya, jangan kini ada dan kemudian menghilang!
Secara lebih rinci dan ringkas, hal-hal yang perlu dilihat dan diperiksa sebelum formula disusun adalah:
  1. Periksalah keberadaan bahan makanan, terutama bahan makanan sumber energi dan protein asal nabati. Energi sebagai porsi tersebar dari persentase formula ransum harus dilihat hendak dipenuhi dari bahan makanan nabati apa dan bagaimana ketersediaan bahan tersebut. Kemudian sumber protein hendak di ambil dari bahan apa. Semua itu sudah harus diperiksa dan di tentukan; jangan membuat formula dahulu dan bahan makanan dicari kemudian.
  2. Ayam kampung usia berapa dan untuk macam apa yang hendak dibuat formulanya ini, tidak ada satu formula untuk semua jenis dan usia ayam kampung, sebab itu bertalian erat dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi  ayam kampung tersebut.
  3. Harga bahan makanan itu. Hal ini sudah di bahas pada postingan sebelumnya. Kita harus menduga harga bahan makanan itu pada masa mendatang. Karena harga bahan makanan  itu berfluktuasi, bila bahan makanan itu sudah terlalu mahal maka formula baru harus kita buat dengan cara menyingkirkan bahan makanan yang harganya mahal dari jajaran formula baru yang akan di susun itu.
  4. Lihat catatan evaluasi yang lalu. Bila ada ransum yang tidak disukai akibat penggunaan bahan yang tidak disukai, maka dalam formula yang akan disusun itu jangan mempergunakan bahan makanan itu lagi.
Semua itu harus ditelaah dahulu, sebelum formula ransum disusun.

Metode-metode Penyusunan Ransum

Menyusun ransum pada prinsipnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung dari sekumpulan bahan-bahan makanan terpilih. Jadi "menyamakan" kandungan nutrisi ransum dengan kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Dengan dasar ini, dikeal beberapa metode untuk menyusun ransum, yaitu:
  1. Metode Pendugaan Sederhana (M.P.S). Dasar metode ini adalah menentukan dahulu bahan makanan yang akan digunakan kemudian mencoba-coba atau diduga-duga persentase tiap bahan dan kandungan nutrisinya dihitung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung tersebut. Bila hasil perhitungan lebih atau kurang, maka persentase pemakaian tiap bahan tadi ditambah atau dikurangi hingga relatif mendekati kebutuhan nutrisi tersebut. Lalu harga ransum tersebut ditentukan berdasarkan porsi atau bobot tiap bahan dan harga tiap bahan tersebut. Bila ternyata lebih mahal daripada yang dibuat orang lain, maka kita harus melihat bahan mana yang menyebabkan ransum mahal, lalu porsi pemakaian bahan tersebut dikurangi dan porsi tiap bahan ditentukan ulang hingga memenuhi semua persyaratan. Cara ini dilakukan dengan menoba-coba, menambah atau mengurangi pemakaian bahan makanan  yang diduga sebelumnya. Metode ini mempunyai kelebihan : mudah dilakukan oleh semua peternak asal ia dapat hitung menghitung sederhana saja.

Saturday 12 April 2014

PEMBUATAN KOLAM TERPAL

Ukuran kolam terpal untuk budi daya gurami yang banyak digunakan pembudidaya di Ciamis adalah 4 x 8 x 1 meter. Kolam berukuran seperti ini dibuat menggunakan terpal berukuran 6 x 10 meter. Jenis terpal yang umum digunakan adalah A5 atau A6. Terpal seperti ini memiliki daya tahan hingga lima tahun. Berikut ini tahap pembuatan kolam terpal.
  • Penggalian Tanah
Tahap pertama pembuatan kolam terpal adalah penggalian tanah. Kedalaman tanah yang digali mungkin berbeda. Namun, umumnya memiliki kedalaman 60 cm dan 100 cm. Jika kedalaman 60 cm, konstruksi kolamnya dilengkapi dengan tanggul. Sementara itu, jika kedalamannya 100 cm, konstruksi kolam tidak dilengkapi tanggul. Dingding kolam dibuat miring 30 drajat sebagai penyangga terpal.
Proses pembuatan kolam yang kedalamannya 60 cm lebih cepat dibandingkan dengan proses pembuatan kolam dengan kedalaman 100 cm. Namun, jika dilihat dari segi biaya yang harus dikeluarkan, biaya pembuatan kedua kolam tersebut tidak jauh berbeda.
  • Pembuatan Tanggul
Tanggul kolam biasanya dibuat dengan memanfaatkan tanah galian kolam. Ketinggiannya sekitar 40 cm. Padatkan tanah galian tersebut agar kuat dan tidak ambrol. Selanjutnya, pasangkan batako atau batu merah di permukaan tanggul agar tanggul lebih kuat dan tidak ambles. Namun, jika pembudidaya telah menggali tanah sedalam 100 cm, tahapan ini tidak perlu dilakukan.
  • Pemberian Sekam
Setelah tanah digali dan tanggul berbentuk, langkah selanjutnya adalah menaburkan sekam sebagai alas terpal. Sekam berfungsi untuk mempertahankan suhu kolam tetap optimal bagi pertumbuhan gurami. Suhu air di kolam diupayakan pada sekitar 28 derajat C.
Ketebalan sekam yang ditaburkan berbeda, tergantung ketinggian lokasi budi daya. Di dataran rendah terutama di daerah pantai tidak perlu ada pemberian sekam karena pasir pantai sudah dapat menyerap panas pada siang hari dan dapat menghangatkan kembali hingga keesokan harinya.
Sementara itu, lokasi yang berada di ketinggian hingga 500 meter dpl, ketebalan sekam yang dibutuhkan sekitar 10 cm. Lokasi di ketinggian 500-800 meter dpl, ketebalan sekam sekitar 15-20 cm.
Setelah sekam dihamparkan, siram kolam dengan air secukupnya. Tujuannya agar terjadi proses dekomposisi sekam dan dapat menghasilkan panas. Sebagai patokan, jumlah sekam yang dibutuhkan untuk kolam terpal berukuran 4 x 8 meter di ketinggian 0-500 meter dpl sekitar 3 kubik. Sekam bisa diperoleh di penggilingan padi atau petani yang menggiling padinya sendiri. Sekam yang digunakan dapat bertahan selama lima tahun. Penggantiannya dapat dilakukan berbarengan dengan penggantian terpal.
  • Pemasangan Terpal
Setelah sekam dihamparkan, terpal dapat dipasang. Terpal baru sebaiknya dicuci dahulu menggunakan air bersih. Caranya, gosok menggunakan kain basah, kemudian siram dengan air bersih. Terpal yang digunakan cukup satu buah atau satu lapis. Saat memasang terpal dibutuhkan minimum 3-4 orang pekerja. Terpal dipasang hingga  menutupi semua bagian kolam yang digali. Sisa terpal yang berada di luar kolam (mencapai tanggul) diberi pemberat berupa batako atau bata merah agar terpal tidak melorot. Selain itu, beri panahan berupa kayu pasak. Setelah itu, kolam siap di isi air dan diberi perlakuan penggaraman dan pemupukan.

Saturday 5 April 2014

RAHASIA SUKSES BUDI DAYA GURAMI

Jenis-Jenis Gurami

Sebelum memulai budi daya sebaiknya petani mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis gurami. Pengetahuan ini penting untuk melihat tingkat pertumbuhan dan produktivitas gurami.
  • Gurami Soang 
Jenis gurami ini banyak di budi dayakan di sentra budi daya gurami di Ciamis. Keunggulan gurami soang adalah pertumbuhan badannya yang besar, hingga mencapai 8 kg/ekor dan ukuran badannya relatif panjang (sekitar 65 cm). Selain itu, telur yang dihasilkan juga relatif banyak, mencapai 5.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami soang di antaranya warna tubuh umumnya putih abu-abu dan sisiknya relatif lebar.
  • Gurami Porselen
Produktivitas bertelurnya cukup tinggi dibandingkan dengan gurami jenis lain, yakni mencapai 10.000 butir sekali bertelur. Gurami porselen termasuk jenis gurami yang diunggulkan. Tubuh gurami porselen berwarna merah muda cerah. Ukuran kepalanya relatif kecil. Berat indukan dapat mencapai 1,5-2 kg/ekor
  • Gurami Baster
Sama halnya dengan gurami soang, jenis gurami ini memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat. Sayangnya, jumlah telur yang dihasilkan indukan maksimum hanya 3.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami baster di antaranya warna tubuh agak kehitaman, memiliki sisik yang besar, dan kepalanya berwarna putih.
  • Gurami Blausafir
Bobot maksimum gurami blausafir dapat mencapai 2 kg/ekor. Produktivitas bertelurnya sekitar 5000-7.000 butir sekali bertelur. Ciri fisik gurami blausafir mirip dengan gurami jenis lain. Warna tubuhnya merah muda cerah. Salah satu antara gurami ini berada di banjarnegara, Jawa tengah.
  • Gurami Jepun
Gurami jepun sering disebut juga sebagai gurami jepang. Panjang maksimum gurami ini sekitar 45 cm dan bobotnya mencapai 3,5 kg. Gurami jepun memiliki sisik berukuran kecil. Warna tubuhnya abu-abu kemerahan, terutama di ujung siripnya.
  • Gurami Kapas
Ciri khas gurami kapas terletak pada warna tubuhnya yaitu putih keperakan seperti kapas. Gurami ini relatif cepat dan mampu menghasilkan telur sekitar 3.000 butir sekali bertelur. Gurami kapas memiliki sisik berukuran besar dan kasar.
Beberapa jenis gurami lain yang di kenal adalah gurami paris dan gurami batu. Namun, kedua jenis gurami ini kurang potensial dibudidayakan sebagai gurami konsumsi karena pertumbuhannya lambat.

Persyaratan Budi Daya

Lokasi yang cocok sebagai tempat budi daya gurami di kolam terpal yang diberi alas sekam adalah daerah yang berada di ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu, upayakan agar fluktuasi suhu di lokasi budi daya tidak terlalu tinggi. Untuk mengatasi permasalahan suhu, Rumah Peternakan menemukan solusinya, yakni dengan menaburkan sekam di dasar kolam. Selain upaya tersebut, khusus di kolam pemijahan dan pendederan I perlu diberi naungan atau peneduh. Tujuannya agar air kolam tidak terkena sinar matahari langsung, sehingga diharapkan fluktuasi suhu tidak terlalu tinggi.
Perlakuan ini berbeda untuk kolam pendederan II hingga kolam pembesaran gurami. Kolam-kolam ini justru harus terbuka agar sinar matahari masuk ke dalam kolam. Jika kolam tertutup naungan, suplai oksigen di dalam air kolam akan berkurang. Meskipun gurami tidak terlalu tergantung pada pasokan oksigen, tetapi pasokan oksigen yang lebih banyak tetap dibutuhkan agar pertumbuhan gurami menjadi lebih baik. Masuknya cahaya matahari secara langsung ke dalam kolam mampu meminimalkan munculnya jamur atau bibit penyakit.
Selain kondisi suhu yang setabil, gurami juga menginginkan pH yang ideal (sekitar 6,5-7) bagi pertumbuhannya. Syarat lainnya, air yang digunakan untuk budi daya merupakan air bersih yang tidak mengandung bahan berbahaya, seperti bahan kimia.

Perlengkapan Pemijahan

  • Sosog
Sosog merupakan tempat penjantan membuat sarang saat memijah. Sosog terbuat dari anyaman bambu dengan diameter 25-30 cm dan panjang sekitar 50 cm. Secara alami, gurami pejantan akan memasukan substrat sarang kedalam sosog. Setiap sosog biasanya digunakan oleh satu betina. Selain menggunakan sosog yang terbuat dari anyaman bambu, ada juga peternak yang memanfaatkan tempat sampah yang terbuat plastik sebagai pengganti sosog.
  • Substrat Sarang
Substrat atau bahan sarang merupakan media yang digunakan oleh pejantan untuk membuat sarang. Bahan yang umum digunakan adalah ijuk. Selain itu, bisa menggunakan jerami atau rurumputan kering. Sebelum dimasukan kedalam kolam, substrat sarang sebaiknya sudah dibersihkan dan tidak tercampur bahan lain.
  • Saringan, Ember, Bak, Akuarium, Jeriken, dan Tong Plastik
Sering digunakan untuk membersihkan permukaan kolam dari kotoran-seperti dedaunan atau kotoran lain-yang masuk kedalam kolam. Selain itu, saringan juga diperlukan untuk membersihkan sisa pakan berupa pelet atau dedaunan yang tidak habis.
Sementara itu, ember atau bak digunakan sebagai wadah pencampuran pakan sekaligus digunakan untuk memberi pakan. Bak juga dapat digunakan sebagai wadah penampung telur pada proses penetasan telur gurami dan menampung hasil panen bibit gurami saat dilakukan penyortiran. Selain menggunakan bak, penetasan gurami juga bisa menggunakan akuarium yang di lengkapi dengan areator.
Jeriken dan tong digunakan untuk mengangkut gurami hasil panen, sejak pendederan hingga pembesaran. Jeriken yang digunakan umumnya bervolume 35 liter. Sementara itu, tong yang digunakan bervolume 200 liter. Namun, khusus untuk mengangkut telur gurami dan benih ukuran kuku digunakan alat pengangkutan berupa plastik yang di beri air dan oksigen.
  • Slang dan Paralon
 Slang dan paralon digunakan untuk menyedot air beserta kotoran saat penyifonan. Selain itu, alat tersebut digunakan untuk mengalirkan air bersih ke dalam kolam untuk mengembalikan ketinggian air kolam seperti semula setelah penyifonan, Slang dan paralon juga digunakan untuk mengisi air kolam saat pertama kali, baik setelah kolam dibuat maupun saat awal budi daya.
  • Pupuk, Garam, Vitamin, Probiotik, dan Obat-obatan
Perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam budi daya gurami di kolam terpal adalah pupuk dan garam. Pupuk bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pakan alami gurami pada saat awal proses budi daya. Sementara itu, garam berfungsi untuk menciptakan salinitas air kolam di bawah 4 ppm. Garam biasanya ditaburkan saat persiapan kolam-sebelum gurami dimasukan-dan saat pergantian musim. Teknik pemupukan dan menggaraman kolam di bahas di bagian selanjutnya dari postingan ini.
Selain pupuk dan garam, perlengkapan lain yang harus dibutuhkan di antaranya vitamin, probiotik, dan obat-obatan. Vitamin yang digunakan berupa vitamin C khusus perikanan dan vitamin B komleks yang bisa digunakan manusia. Jenis vitamin ini diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh gurami. Probiotik berguna untuk menjaga kondisi air dalam kolam tetap baik. Sementara itu, obat-obatan digunakan untuk mengendalikan penyakit yang menyerang saat budi daya berlangsung. Jenis obat yang digunakan di antaranya Methylen blue dan antibiotik seperti Oxyterayclin. Berdasarkan pengalaman pembudidaya, selama perlakuan dijalankan dengan baik dan benar, risiko serangan penyakit selama masa pemeliharaan gurami di kolam terpal menjadi sangat kecil.