Saturday 18 January 2014

SEKILAS TENTANG AYAM KAMPUNG

Sebenarnya kurang tepat apabila ayam yang sering kita lihat berkeliaran di kampung dinamakan ayam kampung. Ayam kampung dikenal pula dengan sebutan ayam sayur. Namun, sebutan ini pun juga kurang tepat karena kini orang-orang di desa banyak melepaskan ayam ras jantan hidup berkeliaran.
Para ahli, khususnya di bidang peternakan, agak sulit mendapatkan istilah yang tepat untuk mengganti istilah ayam kampung. Sebutan ayam kampung sudah begitu melekat di hati masyarakat. Mereka tidak peduli, apa pun istilahnya, apabila mereka mau membeli ayam lokal, cukup menyebut nama ayam kampung, penjual ayam di pasar pasti mengetahui maksudnya. Dalam blog ini pun akan digunakan istilah ayam kampung untuk ayam asal negeri kita yang banyak tersebar tersebut. Ketika ayam ras (ayam negeri) baru pertama kali dikenal oleh beberapa penduduk di Indonesia hingga nama ayam ras mulai timbul-tenggelam, nama ayam kampung atau ayam buras (bukan ras) tetap di atas, bahkan beberapa pihak ada yang menolak kehadiran ayam ras dalam menu hariannya.

Perkembangan Ayam Kampung

Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam ras hingga kini namanya kian populer, baik ayam ras petelur maupun ayam ras pedaging (broiler). Kepopuleran ayam ras ini sampai di desa-desa dan kampung-kampung melalui program bimas (bimbingan masyarakat) mengenai pemeliharaan ayam ini. Selain itu, perbaikan sarana dan prasarana akibat pesatnya pembangunan menyebabkan suplai kebutuhan peternak, demikian pula peternakan ayam ras semakin mudah diperoleh hingga ke pelosok desa sekali pun. Kekhawatiran akan tenggelamnya nama ayam kampung semakin merebak. Namun, ayam kampung tetap mempunyai posisi tersendiri di hati masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, beberapa perguruan tinggi peternakan dan lembaga-lembaga penelitian peternakan gencar melakukan penelitian  mengenai pengembangan ayam kampung. Penyuluhan-penyuluhan terhadap ayam kampung demi meningkatkan produktivitasnya juga semakin gencar dilakukan. Ayam kampung nyatanya tidak terdesak oleh kehadiran ayam ras. Hal tersebut merupakan satu hal yang membanggakan. Kita tidak melupakan ayam yang telah berjasa puluhan tahun menyajikan menu bergizi tinggi untuk keluarga.
Ayam kampung banyak terdapat di pulau yang juga padat populasi manusianya. Bila dikaji, 94% ayam kampung berada di pedesaan dan sisanya berada di perkotaan. Berbeda dengan ayam ras, 81% populasinya berada di kota-kota dan sekitar kota, sisanya berada di desa-desa dalam bentuk pekat bimas ayam.
Populasi ayam kampung tersebar berada di pulau jawa, yaitu jawa tengah yang mencapai angka 35 juta ekor ayam kampung. Populasi ayam kampung dari sebagian besar (57,6%) provinsi di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2004-2008) cenderung tetap bahkan naik, khususnya di daerah luar pulau jawa. Karena begitu eratnya populasi ayam kampung ini dengan dengan populasi manusia,pengembangan ayam kampung pun tidak lepas dari pengembangan kesadaran manusianya sendiri. ayam kampung yang baik produktivitasnya adalah ayam kampung yang mendapatkan perhatian dari pemiliknya karna erat kaitannya antara ayam kampung dengan kepadatan manusia dan pemeliharaan ayam kampung yang sukses harus di dukung dengan peningkatan pengetahuan pemiliknya.

AYAM BURAS DAN AYAM KAMPUNG

Perhatian banyak pihak untuk mengembangkan ayam kampung ternyata tidak surut dari tahun ke tahun. berbagai penelitian lokal dilakukan oleh lembaga penelitian serta perguruan tiggi. begitu pula dengan nama, banyak istilah baru yang muncul, diantaranya ayam buras ( bukan ras ). masyarakat pun mengartikan ayam buras sebagai ayam kampung. Realitinya, ayam kampung termasuk dalam ayam buras.
Ayam buras ( bukan ras ) merupakan ayam lokal Indonesia. Ayam lokal Indonesia yang menyebar di seluruh kepulauan Indonesia memiliki beberapa rumpun dengan karakteristik morfologis yang berbeda dan khas berdasarkan daerah asal. Sampai saat ini telah didentifikasi sebanyak 31 rumpun ayam lokal, yaitu ayam kampung, pelung, sentul, wareng, lamba, ciparege, banten, ngarak, rintit/walik, siem, kedu hitam, kedu putih, cemani, sedayu, olagan, nusa penida, merawang/merawas, sumatera, balenggek, melayu, nunukan, tolaki, maleo, jepun, ayunai, tukung, bangkok, brugo, bekisar, canghegan, cukir/alas, dan kasintu (Natasasmita, 2000), Dan ayam kampung super.
Tidak mudah untuk menari atau mengganti istilah dalam peternakan yang sesuai dengan maksudnya. Seperti halnya istilah ayam broiler untuk ayam ras, istilah tersebut merupakan istilah asing. Namun, hingga kini sulit untuk mencari kata pengganti broliler ke dalam bahasa  Indonesia yang tepat dan sesuai dengan arti ayam itu dari sudut ilmu peternakan unggas. Oleh karena itu, kembali ditekankan bahwa yang di maksud dengan ayam kampung dalam blog ini, terbatas pada ayam lokal yang sudah lama dikenali. Sebenarnya, istilah ayam kampung mempunyai dua makna, yaitu dilihat dari sudut pandang wilayah dan dari sudut klasifikasi. Makna pertama dari sudut pandang wilayah atau geografis berhubungan kuat dengan sistem sosio-budaya masyarakat yang telah lama melihat dan mengenal ayam ini. Proses penjinakan, bahkan kehidupan bersama  antara ayam ini dengan masyarakat, sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Hal ini karena pola kehidupan masyarakat dahulu berorientasi di desa-desa atau di kampung sehingga ayam tanpa nama  itu diberi nama ayam kampung tanpa dilakukan klasifikasi apa pun. Tidak heran apabila kemudian ayam ini berkembang sesuai dengan pola kehidupan dan kemampuan masyarakat setra berkembang sesuai wilayah penempatannya.
Maka kedua ialah berdasarkan klasifikasinya. Ayam kampung  diberi nama atau ditempatkan sesuai dengan arah kemampuan serta tujuan pemeliharaan ayam tersebut. Ayam kampung dapat dipelihara untuk diambil keindahan bulu, keindahan suara, dan kemampuan bertarung. Ayam kampung yang sesuai dengan klasifikasi atau makna kedua ini  di antaranya ayam pelung dan ayam bangkok. Semua ayam tersebut termasuk dalam ayam kampung.
Ayam kampung maupun ayam ras memiliki ciri khas masing-masing. Ayam ras memiliki sifat genetis yang beragam. Ayam ras petelur putih semuanya berbulu putih dan bila telur dari induk ditetaskan, anaknya pun akan berbulu putih. Ayam kampung memiliki ciri khas tersendiri. Ayam kampung dapat diketahui dari bentuk tubuh yang ramping, kaki yang panjang, dan warna bulu yang beragam. Salah satu ciri khasnya adalah sifat genetisnya yang tidak seragam. Sifat fenotipe dan genotipe ayam kampung masih sangat bervariasi seperti warna bulu yang masih beragam, yaitu berwarna hitam, tipe liar, pola kolumbian, dan bulu lurik (Sulandari et al., 2007). Hal ini merupakan cermin dari keragaman genetisnya. Keragaman genetis ini memudahkan untuk dilaukan persilangan-persilangan. Salah satu hasil persilangan tersebut adalah ayam bakisar, ayam sentul, dan ayam kampung super. Untuk memperoleh kemampuan genetis ayam kampung yang andal dan baku membutuhkan waktu yang sangat lama.

1 comment:

  1. Winning303 Agen betting online yang sudah berpengalaman dan profesional..Hadirkan Permainan Lengkap dan Pelayanan Ramah serta Profesional yang membuat anda tidak akan berpaling lagi..

    Cukup 1 ID saja dan tidak perlu ribet ganti user id untuk bermain:
    -Sports
    -Poker
    -Live Casino
    -Slots
    -Lotere/Togel
    -Sabung Ayam'

    Winning 303 Banjir Hadiah Yukz gabung bersama kami dan Dapatkan Langsung

    Bonus New Member Slot 15%
    Bonus New Member Poker 10%
    Bonus New Member Sabung Ayam 10%
    Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
    Bonus Deposit 10% Setiap Hari
    Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
    Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
    Bonus Cashback 5-10%
    Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
    Diskon Togel Hingga 65%
    Bonus Rollingan Slot 1%
    Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%

    Yang Lain Sudah Bergabung...Sekarang Giliran Anda....

    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: +6287785425244

    ReplyDelete